Nakita.id - Siapa pun orangtuanya pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat, bahagia dan cerdas. Tapi siapa sangka, di era teknologi yang serba canggih ini, artis tanah air Astrid Tiar justru melakukan pola asuh yang jarang dilakukan ibu pada umumnya.
Ia memilih untuk membatasi penggunaan gawai untuk putri pertamanya, Dialucita Annabel Estheressa Thiorina Situmorang. Apa alasannya?
Baca juga : Pola Asuh Tepat untuk Menghadapi Anak Pemalu
"Dia itu nonton Youtube sehari hanya lima menit. Jadi menit nunggu saat-saat dia sudah ngerjain PR, sudah makan, sudah mandi sudah semuanya. Dia datang ke aku. 'Sekarang aku mau nonton YouTube'. Ya sudah, 5 menit," ujar Astrid.
Kemudian berselang waktu 5 menit, gadget yang semula diberikan anak akan dikembalikan lagi kepada sang ibu. Memang, anak pasti akan merasa sedih karena mungkin sedang seru dan asik menonton, tapi hal ini dilakukan demi mendorong si kecil tetap aktif berkegiatan yang lain.
Baca juga : Pola Asuh Tepat Dalam Menghadapi Anak yang Mudah Marah
Menurut Astrid, penggunaan gawai untuk anak-anak perlu dibatasi.
"Memang harus dibatasinlah, karena aku mengajarkan dia kalau main itu sama teman, berdua minimal. Sama adiknya. Sama keponakan, enggak boleh sendiri. Karena aku lihat, makin ke sini orang makin individualisme," jelas Astrid.
Menurut Jovita Maria Ferliana, M.Psi., Psikolog dari RS Royal Taruma, dilihat dari tahapan perkembangan dan usia anak, pengenalan dan penggunaan gadget bisa dibagi ke beberapa tahap usia.
Untuk anak usia di bawah 5 tahun, “Pemberian gadget sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk, dan suara,” katanya.
Baca juga : Ini Pola Asuh Tepat Agar Anak Disiplin
Artinya, jangan terlalu banyak memberikan kesempatan bermain gadget pada anak di bawah 5 tahun. Terlebih di usia ini, yang utama bukan gadget -nya, tapi fungsi orangtua. Pasalnya gadget hanya sebagai salah satu sarana untuk mengedukasi anak.
Jika anak usia di bawah 5 tahun menggunakan gadget secara berkelanjutan, apalagi tidak didampingi orangtua, akibatnya anak hanya fokus ke gadget dan kurang berinteraksi dengan dunia luar. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR