Nakita.id.- Dalam rangka Pekan Peduli Hepatitis B (4—20 September), perlu diingatkan kembali bahwa hepatitis B masuk dalam kelompok hepatitis virus kronis yang dapat menyebabkan sirosis atau pengerasan hati dan kanker hepar dalam jangka panjang.
Baca juga: 4 Imunisasi Yang Disarankan Sebelum Hamil
Sekitar dua miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus ini dan 360 juta orang di antaranya terinfeksi kronis yang berpotensi menjadi sirosis. Angka kematian akibat penyakit ini pun cukup tinggi, sebesar 250.000 jiwa per tahun.
Sudah begitu, penyakit ini tidak memiliki gejala khas, sementara penularan terjadi melalui cairan tubuh, misalnya lewat penggunaan jarum injeksi yang tidak steril, hubungan seks, dan transmisi dari ibu ke bayi di dalam kandungan. Bayi yang waktu lahir terpapar virus, pada masa tumbuh kembangnya dapat mengalami kerusakan lever.
Itu sebab, Ibu dianjurkan melakukan vaksinasi hepatitis B sebelum hamil. Apalagi jika Ibu tergolong berisiko tinggi, semisal pekerja kesehatan yang sering bekerja dengan jarum suntik atau Ibu sehat tetapi suami mengidap Hepatitis B. Mintalah kepada dokter untuk memeriksa, apakah di dalam tubuh Ibu terdapat virus jahat itu.
Baca juga: Ibu Hamil Jangan Lupa Imunisasi Ini Demi Kebaikan Janin
TIGA KALI VAKSINASI
Bagi Ibu yang berisiko tinggi akan mendapatkan vaksin hepatitis B yang terbuat dari antigen virus rekombinan inaktif lewat suntikan intramuskular (melalui otot).
Vaksinasi dilakukan tiga kali dengan jangka waktu satu bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian lima atau enam bulan dari suntikan kedua ke suntikan ketiga. Dua dosis pertama untuk membentuk antibodi dan yang ketiga untuk meningkatkan kadar antibodi.
Lakukan vaksinasi dalam keadaan sehat bugar 100% dan tidak terindikasi sudah mengidap virus hepaititis B. Bila dalam pemeriksaan sebelumnya HBsAg (Hepatitis B surface Antigen, yaitu antigen hepatitis B permukaan yang pertama muncul setelah infeksi) Ibu dinyatakan positif, artinya mungkin Ibu telah menderita hepatitis B, sehingga didiskualifikasi dalam pemberian vaksin. Ibu yang sedang tertular virus jenis lain, semisal flu, juga dilarang dulu untuk vaksinasi sampai kembali sehat.
Usai vaksinasi, jangan panik jika Ibu merasakan demam, malaise (lemas), merasa lelah, atau nyeri dan bengkak pada daerah penyuntikan. Itu cuma efek sementara yang akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika suhu tubuh Ibu naik secara signifikan, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter agar diberikan obat antidemam.
Selain itu, pascapemberian suntikan, HBsAg bisa menjadi positif. Jangan khawatir, itu hanya sementara sebagai tanda vaksin sedang bekerja. Jadi, bukan pertanda Ibu telah terinfeksi virus, ya. Setelah itu, kadar anti-HBs Ibu akan naik dan timbullah antibodi yang diharapkan mampu mencegah Ibu tertular virus hepatitis B.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR