Nakita.id - Ada banyak cara yang sebenarnya bisa Moms lakukan untuk menjalin bonding yang baik dengan buah hati, misalnya membacakan dongeng.
Namun dengan perkembangan zaman yang semakin modern, kebiasaan ini nampaknya mulai ditinggalkan.
Apalagi, semakin banyak orangtua yang memberikan kemudahan akses gadget melalui anaknya melalui perangkat elektronik nan canggih membuat dongeng kian terlupakan.
Padahal, mendongeng merupakan aktivitas menyenangkan yang dapat membentuk hubungan ibu dan anak secara fisik maupun emosional.
"Sudah lama anak Indonesia tidak memegang buku, mencium bau kertas sebuah buku yang sebenarnya merupakan kenikmatan tersendiri.
Saya pribadi juga bukan tipe orang yang senang membaca buku digital, menuangkan skenario melalui coretan kertas itu lebih menyenangkan," ungkap Cut Mini, aktris sekaligus pendongeng saat ditemui Nakita.id dalam Konferensi Pers dan Peluncuran Gerakan Ibu Bangsa Membaca 2018 di Perpustakaan Nasional, Kamis (13/12).
Baca Juga : Rutin Melakukan 6 Hal Ini Setiap Hari Agar Anak Cepat Lancar Membaca
Aktif mendongeng, perempuan dengan nama lengkap Cut Mini Theo ini mengakui bahwa ia bukanlah anak yang erat dengan kebiasaan mendongeng di masa kecilnya dahulu.
Namun, ia tak menampik bahwa alam dongeng baginya adalah alam yang menarik dan sangat menyenangkan.
"Saat memasuki dunia ini, kita tuh bisa membayangkan sedang berada di negeri dongeng yang sebenarnya hanya khayalan semata.
Misalnya pada suatu hari yang cerah, terdengar suara ayam berkokok dan di situ kita bisa membayangkan ayam ada di mana, warna awannya bagaimana seru deh pokoknya", jelas Cut Mini.
Dalam kesempatan yang sma, Cut Mini mengungkapkan seberapa krusial manfaat mendongeng untuk pertumbuhan Si Kecil.
Baginya, dongeng mampu membuat orangtua berimajinasi dan meningkatkan rasa ingin tahu anak dalam tumbuh kembangnya.
"Ketika ibu mendongeng, terjadi komunikasi dan keintiman antara ibu dan anak.
Baca Juga : Mengenal Mindful Parenting Demi Psikologis Anak Lebih Baik dan Bahagia
Ada interaksi di sana, karena kan saat mendongenng kreativitas ibu diuji dengan mengarang bebas sehingga memancing rasa ingin tahu si anak.
Misalnya, apa iya ayam itu bisa terbang? Kenapa gembala kok lari-lari.
Di sini ibu berlatih untuk berimajinasi untuk menjawab keingintahuan anak yang tinggi", sambungnya.
Mendongeng menurut Mini, lebih efektif untuk membangun komunikasi yang baik dibandingkan memberikan rentetan pertanyaan mengenai aktivitas anak sehari-hari.
Seperti aktivitas apa saja yang dilakukan hari ini, sudah makan apa belum, bagaimana kegiatannya di sekolah yang biasanya menjadi jurus pamungkas orangtua untuk membuka komunikasi dengan anak.
"Ditambah mood anak tuh beda-beda ya, kalau ditanya sekilas belum tentu mereka berkenan untuk menjawab dan cerita panjang lebar.
Beda dengan mendongeng, interaksi dibina di situ sehingga kedepannya ibu akan selalu terdorong untuk memberikan jawaban terbaik untuk anaknya", tegas Mini.
Bahkan, dongeng akan melatih anak mengenal warna dan membentuk kepribadian anak yang dalam tumbuh kembangnya akan mulai menyenangi warna tertentu.
Perempuan 44 tahun ini menuturkan, mendongeng juga sebenarnya bisa dilakukan dengan durasi tak lama untuk membangun ikatan yang erat dengan anak.
"Tak usah membacakan sebuku dongeng sampai habis, cukup tiga lembar sehari dan bisa dilanjutkan di hari berikutnya," tuturnya.
Melalui mendongeng, Cut Mini berharap aktivitas tersebut bisa memberikan anggapan kepada anak bahwa membaca buku adalah hal yang seru dan menyenangkan.
Mengingat ibu adalah pondasi utama, penting bagi ibu untuk suka membaca sehingga dapat menularkan kebiasaan tersebut kepada anak sejak dini.
"Sediakan waktu, kapan pun untuk membacakan dongeng karena di situ akan timbul suatu interaksi.
Anak itu sangat kritis, melalui dongeng nantinya akan bermunculan banyak kenapa dan menelurkan berbagai jawaban yang menjawab keingintahuan anak-anak", pungkas Cut Mini.
Bagaimana Moms, siap membacakan dongeng untuk Si Kecil?
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR