Nakita.id - Operasi sesar pada persalinan yang tak tepat waktu atau darurat ternyata meningkatkan risiko kelahiran prematur di masa mendatang.
Menjelang operasi sesar darurat dan selama tahap akhir persalinan harus ditambahkan ke daftar faktor risiko kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada hari Kamis (28/09/2017).
Dalam salah satu penelitian terbesar di Australia mengenai hubungan antara operasi sesar dan kelahiran prematur, para periset dari rumah sakit Royal Prince Alfred Sydney dan University of Sydney mempelajari 2.672 perempuan yang memiliki operasi sesar pada tahap pertama persalinan, atau pada tahap selanjutnya begitu serviks mereka dilatasi sepenuhnya.
Para peneliti melakukan riset terhadap perempuan yang berusia di atas 25 tahun dan menemukan operasi sesar darurat dengan dilatasi penuh lebih dari dua kali lipat dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur spontan pada kehamilan berikutnya.
(Baca juga : Persalinan Lama Bisa Mencegah Operasi Caesar)
Namun seorang penulis penelitian, dokter kandungan dan ginekolog Dr Bradley de Vries mengatakan, penting untuk dicatat bahwa peningkatan risiko secara statistik masih kecil.
Dari perempuan yang memiliki operasi sesar darurat selama tahap pertama persalinan, 1,7% melanjutkan kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya, dibandingkan dengan 3,8% perempuan yang menjalani operasi sesar saat dilatasi penuh.
Dr Bradley mengatakan, temuan tersebut tidak membuat perempuan takut untuk tidak melakukan operasi sesar darurat.
"Bahkan jika seorang perempuan menjalani operasi sesar dengan dilatasi penuh, sejauh ini kemungkinan besar ia tidak akan melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya," katanya.
"Ada juga alasan penting mengapa operasi sesar darurat dilakukan selama persalinan, misalnya, bayi mungkin sangat stres dalam persalinan dan berisiko mengalami hasil yang buruk, atau jika persalinan tidak berjalan."
(Baca juga : Operasi Caesar 'Alami' Meningkatkan Ikatan dan Kemampuan Ibu Menyusui)
Apa yang dilakukan temuan ini, membantu peneliti mengidentifikasi perempuan yang berisiko melahirkan prematur selanjutnya, sehingga mereka dapat memantau lebih dekat selama kehamilan tersebut dan mungkin menyarankan perempuan melakukan cek ultrasound pada serviks dan interval yang lebih sering atau menemui dokter kandungan sejak dini.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR