Nakita.id - Setiap pasangan tentu ingin memiliki hubungan pernikahan yang langgeng hingga maut memisahkan.
Namun, terkadang adanya halangan dan hambatan yang bisa meruntuhkan pernikahan, dan membuat pasangan bercerai.
Tetapi, tahukah Moms bulan apa yang dianggap rentan terjadi perceraian?
Selama bertahun-tahun, bulan Januari secara tidak resmi dijuluki 'Bulan Perceraian'.
Baca Juga : Ini 5 Gejala Leukemia yang Sering Diabaikan, Salah Satunya Memar
Meski penelitian dari University of Washington menemukan bahwa perceraian paling banyak terjadi pada bulan Agustus dan Maret, pengadilan masih melihat lonjakan pengajuan perceraian setelah tahun baru.
Banyak ahli hukum percaya bahwa alasan tren ini bermuara pada satu ide: Orang tidak ingin bercerai selama liburan.
Baca Juga : Freddie Mercury Meninggal Karena AIDS, Penting Tahu Cara Mencegahnya dengan Metode Ini
Jika pasangan, terutama mereka yang memiliki anak, sudah mulai mempertimbangkan perceraian sebelum liburan, mereka memutuskan untuk tetap menikah sampai akhir tahun.
Sehingga keluarga mereka dapat memiliki satu musim liburan terakhir bersama sebelum mereka berpisah.
Karena Januari adalah waktu untuk membuat resolusi dan perencanaan di tahun mendatang, pasangan mungkin juga ingin meluangkan waktu mengevaluasi kembali pernikahan mereka.
Seperti yang dikatakan pengacara perceraian yang berpusat di Maryland, James Gross, "Liburan juga merupakan saat ketika emosi memuncak, dan jika Anda tidak bahagia atau marah dalam pernikahan Anda, liburan mungkin mendorong perasaan itu ke titik puncaknya."
Orang lain mungkin begitu terhanyut dalam realitas ketika merayakan malam Tahun Baru bersama keluarga.
Mendengar musik yang menggembirakan, menghabiskan momen menyenangkan bersama anggota keluarga, dan lain sebagainya.
Baca Juga : Rutin Minum Air Kunyit dan Lada Hitam Seminggu, Khasiatnya Tak Terduga!
Kegembiraan yang berlebih ini membuat mereka yakin dapat benar-benar berusaha membuat hubungan berjalan baik.
Tapi begitu jam berdentang tengah malam pada 1 Januari, masalah kehidupan nyata mulai menumpuk lagi, termasuk permasalahan hubungan mereka.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR