Nakita.id - Bencana tsunami di kawasan Pantai Pandeglang, Banten dan Lampung Selatan kemarin Sabtu (22/12/2018) malam begitu menyisakan duka dan kepiluan.
Seorang wisatawan beserta keluarganya harus mengalami tragedi yang cukup menegangkan ketika berlibur di Tanjung Lesung.
Farida yang sedang berlibur ke Tanjung lesung bersama suami dan ketiga anaknya pun sempat kehilangan salah satu anaknya.
Baca Juga : 4 Tanaman Ini Bisa Jadi Obat Tradisional Menurut Studi oleh Kemenkes
Farida sempat menceritakan kronologi terjadinya tsunami Banten yang menghantam tenda peristirahatan keluarganya.
Ia mengaku sempat melihat dan mendengar letusan Gunung Krakatau sebelum terjadinya tsunami.
Sore harinya, ia sempat melihat asap tetapi tak mengira akan terjadi bencana alam yang cukup dahsyat.
"Saya waktu itu sama anak-anak kan lagi di tenda camping karena mau jalan-jalan sama anak-anak. Kira-kira sebelum kejadian itu saya sudah lihat Gunung Krakatau meletus itu udah mulai keras sekali.
Sorenya asapnya ngepul banget, tapi pikir-pikir ya udahlah katanya biasa aja. Setelah itu saya tidur sama anak-anak sekitar jam 7 atau 8-an," kata Farida yang tetap melanjutkan tidur di tenda karena mengira situasi masih aman.
Baca Juga : Pernah Unggah Foto Pendarahan, Hilda Vitria Bantah Pernah Hamil Anak Kriss Hatta!
Belum lama ia dan anak-anak terlelap, tiba-tiba air laut sudah menghantam tenda peristirahatannya.
Farida bersama suami dan ketiga anaknya yang masih berada di dalam tenda pun tergulung air laut cukup jauh.
Akibat gulungan ombak tsunami itu, anak bungsu Farida terpisah dengannya dan sempat menghilang.
"Eh tiba-tiba sekitar jam 9 atau setengah 10 itu saya sudah kegulung ombak di dalam tenda itu. Nah ini anak saya yang paling kecil yang hilang dan baru ketemu jam 10 (pagi)," tutur Farida.
Beruntungnya, anak bungsu Farida ditemukan oleh seorang warga dalam keadaan selamat.
Farida mengaku tak tahu pasti seberapa jauh ia tergulung ombak tsunami.
Tetapi, ia dan suami merasa sudah seperti pasrah jika harus menjemput ajalnya saat malam itu.
"Pokoknya kegulung di dalam tenda itu sampai 3-5 meter deh, ya pokoknya kita kayak udah tinggal mati. Tapi ternyata Tuhan masih mengasihi," ujarnya.
Farida mengaku tak menyangka momen liburan keluarganya akan menjadi peristiwa yang begitu menyeramkan dan memilukan.
"Pas lagi di tenda kali ya, ini juga (anak) luka-luka. Ya miracle juga buat anak saya, buat saya. Tujuannya wisata kan bagus di Tanjung Lesung. Ngga nyangka juga karena biasanya terang, ngga tahu jadi begini," tuturnya.
Ia pun sempat melihat banyak korban berjatuhan meminta tolong, merintih kesakitan dan mencari orangtuanya.
Namun, Farida tak dapat berbuat banyak karena ia juga terluka seraya mencari anak bungsunya yang hilang.
"Ya ini anak saya yang kepisah masih umur 3,5 tahun. Kita nyari ke mana-mana sambil jerit supaya dengar.
Tapi di situ juga udah banyak korban teriak 'tolong saya, tolong saya, kaki saya patah, ibu saya mana' gitu. Kalau saya cuman sebutin anak saya, tapi ngga ketemu," tambahnya.
Defisiensi Zat Besi pada Anak Sebabkan Gangguan Perkembangan Kognitif dan Motorik
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR