Vulkanolog ITB Sebut 4 Kemungkinan Penyebab Tsunami di Selat Sunda

Sementara itu, Volkanolog ITB Dr Mirzam Abdurachman dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ini terus menggeliat akhir-akhir ini, lebih dari 400 letusan kecil terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

"Letusan besar terjadi pukul 18.00 WIB dan terus berlanjut hingga pagi ini. Bahkan letusannya terdengar hingga Pulau Sebesi yang berjarak lebih dari 10 km arah timur laut seperti di laporkan tim patroli," katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/12/2018).

Baca Juga : Aa Jimmy dan Anak Keduanya Meninggal Akibat Tsunami Banten, Sebelum Berangkat Sempat Ngeluh Capek!

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

Serangga di rumah pastinya menganggu! Moms bisa pakai cara alami untuk mengusirnya. Geser ke kiri untuk info selengkapnya. Kalau di rumah, serangga apa yang paling mengganggu????? #serangga #pembasmiserangga #homesweethome #nakitaid #nakita #tipsnakita #rumah #iburumahtangga #stayathomemoms

A post shared by NakitaID (@nakitaid) on Dec 18, 2018 at 2:19am PST

Menurutnya, gunung yang terletak di tengah laut atau yang berada di pinggir pantai seperti Gunung Anak Krakatau ini sewaktu-waku sangat berpotensi menghasilkan volcanogenic tsunami.

Baca Juga : Sempat Lihat Letusan Anak Krakatau, Farida dan 3 Anaknya Tergulung Tsunami Banten Saat Tidur di Tenda!

"Volcanogenic tsunami bisa terbentuk karena perubahan volume laut secara tiba-tiba akibat letusan gunung api," ujarnya.

Dikatakan, ada 4 mekanisme menyebabkan terjadinya volcanogenic tsunami.

PROMOTED CONTENT