Nakita.id - Musibah tsunami yang melanda kawasan Pandeglang, Banten, dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) pukul 21.27 WIB memakan cukup banyak korban jiwa.
Tsunami Lampung menyebabkan warga Bandar Lampung mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Salah satunya adalah seorang kakek berusia 80 tahun bernama Sutisna.
Baca Juga : Ade Jigo Ceritakan Ketika Dirinya Terjebak di Gorong-gorong Setelah Diterjang Gelombang Tsunami Banten
Sutisna merupakan warga Gudang Lelang, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung.
Saat tsunami datang, dirinya langsung mengungsi ke Kantor Pemerintah Provinsi Lampung.
Kondisi Sutisna tampak kelelahan setelah dirinya menyelamatkan diri dari terjangan gelombang tsunami di pesisir teluk Lampung.
"Mbah kecapekan karena tadi malam pas kejadian air pasang ikut lari, ngungsi juga," ujar kerabat Sutisna, Wagiah di tempat pengungsian ketika Sutisna tengah diperiksa oleh tim medis yang siaga.
Wagiah juga mengatakan bahwa Sutisna ikut bersama warga lain yang menyelamatkan diri dengan berlari karena panik.
Mereka sampai menempuh jarak sejauh 2 kilometer untuk mencapai Kantor Pemprov Lampung.
"Katanya tsunami, kita panik. Semua pada lari, termasuk Mbah Sutisna. Kalau dari rumah sampai sini kan lumayan jauh. Ada sekitar 2 kilometer," lanjut Wagiah, melansir laman Tribun Lampung, pada Minggu (23/12).
Berdasarkan pantauan Tribun Lampung, tsunami telah membuat dua rumah di Gudang Lelang, Telukbetung, Bandar Lampung hancur.
Baca Juga : Jadi Korban Tsunami Banten, Bani Seventeen Tinggalkan Istri yang Tengah Hamil
Di sisi lain, seorang warga Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, bernama Sulis (32) mengaku tidak akan pernah melupakan kejadian tsunami ini.
Sulis, sedang hamil 6 bulan, saat musibah melanda dirinya hendak beranjak tidur bersama kedua anaknya.
Ia sempat terjatuh dan teredam air laut yang menerjang, beruntungnya ia diselamatkan oleh tetanggnya.
Sulis mengatakan dirinya dan sang suami menyelamatkan diri ke kaki Gunung Rajabasa.
"Waktu hendak menyelamatkan diri, saya sempat jatuh. Suami saya menyelamatkan anak. Beruntung, ada tetangga yang menarik tangan saya. Saya sempat sudah terendam luapan air," tutur Sulis, melansir Banjarmasin Post.
Saat kondisi sudah aman, ia bersama suami kembali ke rumah.
Ia mendapati bagian rumahnya sudah roboh, dan warung sotonya sudah rata dengan tanah.
Sementara rumah tetangganya juga sudah rata dengan tanah.
"Sewaktu balik, bagian depan rumah saya sudah roboh. Juga, warung soto saya. Saya bersyukur anak-anak saya selamat," sambungnya.
Hingga kini tim gabungan masih terus melakukan evakuasi terhadap korban di daerah terdampak tsunami.
Melansir laman Kompas.com, di Kabupaten Lampung Selatan tercatat 60 orang meninggal dunia, 23 orang luka, 22 orang hilang dan 30 unit rumah rusak berat.
"Kemungkinan data korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat belum semua berhasil didata. Pendataan masih terus dilakukan oleh petugas," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (24/12/2018).
Baca Juga : Tsunami Banten: Terjebak 12 Jam dalam Reruntuhan Kayu, Ali Bocah 5 Tahun Selamat & Begini Kondisinya!
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Source | : | tribun lampung,Banjarmasin Post |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR