Nakita.id - Menyambut bayi yang baru lahir di dunia adalah momen yang membahagiakan, semua orangtua akan melakukan cara terbaik untuk membesarkan jabang bayi.
Salah satu kebiasaan yang hingga kini masih dilakukan yaitu menggunakan bedong atau lampin.
Mitos menarik akan kebiasaan ini beredar di kalangan orangtua zaman dulu, bahwa jika bayi dibedong maka bayi akan tetap hangat.
Selain itu, keyakinan bahwa kaki bayi akan tetap lurus dan tidak bengkok menjadi dasar mengapa bedong masih digandrungi oleh orangtua masa kini.
Kendati demikian, ada baiknya Moms mulai meninggalkan kebiasaan turun temurun ini karena dapat mengakibatkan kelainan pada tulang bayi yang baru lahir.
Menurut dr Faisal Miraj, Sp OT, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi kegemaran orangtua membedong bayi akan mengakibatkan kelainan panggul.
Kondisi ini kebanyakan tak disadari orangtua, hingga tiba saatnya anak sudah bisa berdiri dan belajar berjalan.
“Bedung berbahaya, karena pada masa ini panggul bayi masih memiliki urat yang sangat lentur sehingga bonggol tulang panggul akan sangat mudah keluar dari tempat semestinya," ungkap Faisal saat ditemui Nakita.id di Rumah Sakit Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Selasa (11/12).
Faisal menuturkan, kasus dislokasi panggul dialami oleh 1 dari 80 bayi dan berpengaruh pada cara anak berjalan nantinya.
"Kalau posisi ini terus dipertahankan, dapat membuat pertumbuhan (anak) terganggu,” ujarnya lagi.
Hal ini pun mematahkan asumsi kebanyakan orangtua, bahwa bedong dapat membuat kaki bayi selalu lurus.
Menurut dia, kaki bayi yang bengkok adalah hal yang normal pada usia 2 hingga 3 tahun sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh orangtua.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Kenali Penyebab Kerak Kepala Pada Bayi, Waspadai Penyakit Kulit Serius Mengintai
Justru, dislokasi panggul yang akan berdampak buruk saat nanti bayi tumbuh dewasa.
Salah satu gejalanya yaitu anak akan berjalan miring diakibatkan perbedaan panjang kaki karena tulang panggul yang tidak sejajar.
Lebih lanjut, dislokasi panggul juga dapat berdampak pada stamina anak akan menjadi mudah lelah hingga gangguan saraf.
Namun, jika Moms sudah terlanjur membedong bayi dalam kurun waktu yang lama maka sebaiknya lakukan pemeriksaan mandiri pada anak.
Caranya mudah, taruh bayi dalam posisi tengkurap lalu perhatikan jumlah lipatan yang ada pada paha bayi.
Jika jumlah lipatan simetris, maka kaki bayi memiliki panjang yang sama dan panggulnya juga sejajar.
Dalam kesempatan yang sama, Faisal juga menuturkan kebiasaan lain orangtua yang rupanya juga berpengaruh terhadap potensi anak mengalami kelainan tulang salah satunya cara menggendong.
"Biasanya banyak kan orangtua yang menggendong dengan kaki diluruskan dan anaknya menghadap ke depan.
Idealnya, bayi digendong dengan kaki mengangkang dan posisi lutut sebaiknya lebih tinggi dari panggul", jelas Faisal.
Kebiasaan anak duduk sebaiknya juga menjadi perhatian Moms, karena posisi duduk yang salah juga bisa menyebabkan pertumbuhan tulang terganggu.
"Biasanya ibu suka membiarkan anaknya duduk bentuk W, dalam artian kaki menghadap kebelakang itu nanti akan terbawa hingga dia dewasa," ujar Faisal.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Mengenal Tangisan Bayi Baru Lahir, Waspada Bila Terlalu Sering Nangis
Pemakaian baby walker juga disorot oleh Faisal, karena penting untuk orangtua menggunakan alat ini pada masa yang tepat.
"Memakai baby walker ini kalau terlalu cepat juga berefek negatif, gunakanlah saat bayi memang sudah siap untuk berdiri dan berjalan.
Semisal saat bayi sudah memasuki usia 1 tahun, itu baik untuk merangsang gerak bayi", pungkas Faisal.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR