Nakita.id - Menurut pengakuan penyanyi lulusan Indonesia Idol pertama, Winda Viska (33) yang tengah hamil 36 minggu, sejak usia kehamilan dini hingga masuk tujuh bulan, “Entah mengapa bawaannya mual terus, terus muntah juga. Padahal saat hamil anak pertama tidak sama sekali.”
Selain itu, cerita Winda yang juga juri Indonesia Idol Cilik, di kehamilan anak kedua ini, ia sering merasa pusing, “Entah mengapa, pundak terasa berat, pegal, dan ini sering sekali dirasakan. Juga badan berasa sekali bengkak. Lihat, nih, tangan gue, kaki, bengkak-bengkak, kan? Untungnya masih tetap cantik,” selorohnya saat di wawancara di kediamannya.
Pentingnya Pemeriksaan Dini
Apa yang dialami Winda, sebenarnya pelajaran bagi semua ibu yang sedang bersiap hamil dan yang tengah hamil. Memang, penyebab terjadinya hipertensi kehamilan hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan secara pasti, tapi untuk mendeteksinya bisa dilakukan. Karenanya, mulai trimester pertama kehamilan, bumil dianjurkan melakukan kontrol rutin dan menjalankan pemeriksaan tekanan darah.
Bukankah memang sudah seharusnya Ibu lebih peduli, baik pada dirinya sendiri dan terlebih-lebih pada janin yang sedang bertumbuh di kandungannya? Jika ada yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter.
Mengapa pemeriksaan tekanan darah rutin selama kehamilan penting dilakukan? Hal ini karena bumil kerap mengalami peningkatan tekanan darah. Saat hamil, tubuh Ibu memproduksi lebih banyak darah yang digunakan sebagai media transportasi gizi dan oksigen untuk janin melalui plasenta (ari-ari).
Dengan meningkatnya volume darah, kerja jantung pun meningkat untuk memompakan darah ke seluruh tubuh bumil, termasuk sirkulasi pada janin. Dalam keadaan tertentu, yaitu terjadi penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi), maka kondisi tersebut dapat meningkatkan tekanan darah secara sistemik. Inilah yang menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi selagi hamil. Itulah mengapa diperlukan pemantauan tekanan darah pada bumil secara teratur dan berkala.
Diagnosis Hipertensi
Tekanan darah tinggi—dikenal pula dengan istilah hipertensi—terjadi ketika terdapat peningkatan tekanan pada darah yang dipompakan oleh jantung. Adanya peningkatan tekanan ini dapat merusak dinding arteri di pembuluh darah. Dampak selanjutnya, tentu akan memengaruhi sistem metabolisme tubuh.
Tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHG. Ini berarti, 120 mmHG adalah tekanan sistolik dan 80 mmHG adalah tekanan diastolik. Sistolik adalah saat jantung berkontraksi dan memompakan darah. Sedangkan pada saat jantung relaksasi dan terjadi pengisian darah ke dalam bilik kiri jantung, disebut tekanan diastolik.
Dua jenis tekanan darah ini memiliki makna yang sangat berarti untuk mengukur tekanan darah. Bumil dinyatakan memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan diastolik ≥ 110 mmHG pada satu kali pengukuran atau ≥ 90 mmHG pada 2 kali pengukuran setiap 4 jam.
Tekanan darah tinggi semasa hamil mencapai 5% dan banyak terjadi pada kehamilan dengan usia bumil di bawah 20 tahun atau di atas usia 40 tahun, kehamilan dengan bayi kembar, dan ibu dengan kehamilan pertama.
Kemungkinan Penyebab Hipertensi
Ada dua jenis hipertensi berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, stres, mengonsumsi garam dan makanan berpengawet secara berlebihan, merokok, kebiasaan minum minuman yang mengandung alkohol dan kafein, serta pola makan tidak sehat yang mengakibatkan timbunan lemak dan kelebihan berat badan. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan adanya gangguan ginjal atau jantung.
Tekanan darah tinggi semasa hamil bisa jadi merupakan pertanda preeklamsia bila usia kehamilan menginjak 20 minggu ke atas. Disamping hipertensi, ada beberapa tanda lain yang dapat dijadikan indikasi bumil menderita preeklamsia, yakni: kenaikan berat badan serta pembengkakan pada kaki, jari tangan, dan muka. Kenaikan berat badan yang dimaksud yaitu jika mencapai 1 kg dalam seminggu dan berlangsung beberapa kali.
Sebagai indikator adanya preeklamsia atau tidak, umumnya dilakukan pemeriksaan urine untuk melihat adanya protein atau tidak di air seni. Konsentrasi protein dalam urine yang melebihi 0,3 g/liter tergolong preeklamsia.
Tekanan darah tinggi saat hamil dapat menyebabkan janin memiliki berat badan yang rendah dan berpeluang dilahirkan prematur alias sebelum waktunya. Bila tidak, nyawa ibu ataupun si bayi bisa terancam. Di sisi lain, persalinan prematur juga memiliki risiko sangat tinggi pada kesehatan bayi karena paru-parunya belum matang serta perkembangan organ-organ lain dan otaknya pun belum sempurna.
Namun demikian, bumil yang mengalami hipertensi tidak perlu terlalu khawatir, karena tekanan darah tinggi semasa hamil dapat diatasi. Ada beberapa langkah yang mesti dilakukan:
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
KOMENTAR