Sementara itu, perusahaan farmasi asal Kuba, Labiofam, telah memanfaatkan bisa kalajengking sejak 2011 untuk membuat obat-obatan alternatif dengan merk Vidatox. Produk ini telah dijual di 15 negara di seluruh dunia. Angka penjualan mereka pun meningkat 10% per tahunnya.
Di sebuah laboratorium milik Labiofam, di bagian selatan kota Cienfuegos, Kuba, para pekerja menangani hampir 6.000 ekor kalajengking yang diletakkan dalam wadah-wadah plastik. Setiap beberapa hari sekali, mereka memberi makan dan membasahi hewan arachnida tersebut.
Dan setiap bulan, ekor-ekor kalajengking diberi kejutan listrik berkekuatan 18 volt agar mereka bisa mengeluarkan beberapa tetes bisa.
Bisa kalajengking kemudian diaduk dengan air sulingan dan dikocok dengan seksama. Para praktisi pengobatan alternatif yakin, cara itu akan mengaktifkan “energi vital” dari racun hewan itu.
Baca Juga : Waspada! Serangan Jantung atau Stroke Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kanker
Dr. Fabio Linares, kepala laboratorium pengobatan alternatif Labiofam yang mengembangkan pengobatan ini, mengatakan Vidatox menstimulasi mekanisme pertahanan alami tubuh.
Meski begitu, Labiofam merekomendasikan Vidatox hanya sebagai perawatan pelengkap dan menyatakan obat ini bukan pengganti obat-obat konvesional.
Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul : Sengatan Kalajengking untuk Redakan Nyeri, Berani Mencobanya?
POLYTRON Luncurkan Kitchenmate Oven Listrik, Memasak Jadi Makin Mudah dan Praktis
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR