Nakita.id - Indonesia masih berduka dengan musibah tsunami yang melanda Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) malam.
Terlebih bagi para korban selamat yang kehilangan keluarga serta kerabatnya dalam tragedi tersebut.
Salah satunya adalah band Seventeen yang malam itu sedang mengisi acara sebuah gathering PLN di Tanjung Lesung, Banten.
Tragedi ini menjadi perhatian dunia, bahkan banyak media asing yang ikut memberitakan musibah ini dan ikut mengungkapkan rasa belasungkawa mereka untuk para korban.
Namun baru-baru ini seorang pemuka agama sekaligus pengurus Partai Islam se-Malaysia (PAS), Ustadz Ahmad Dusuki Abdul Rani asal Malaysia tengah menjadi sorotan karena unggahannya di instagram.
Melansir laman Malay Mail, Ahmad Dusuki ini mengunggah video detik-detik terjadinya tsunami kala band Seventeen sedang beraksi di panggung.
Selain itu, ia juga mengomentari peristiwa tersebut dengan kalimat yang dianggap menyudutkan band Seventeen atas terjadinya musibah ini.
Sang ustadz menganggap tsunami adalah sebuah 'pembalasan' atas apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat maksiat.
"Bayangkan kematian menyentap saat sedang begini?.. inilah yang terjadi kepada kumpulan rock seventeen yang sedang membuat persembahan pada malam tsunami menyentap!," tulis Wakil Kepala Ulama PAS negara Bagian Selangor itu.
Ia juga menyinggung masalah jumlah korban yang meninggal atas bencana tsunami di Selat Sunda tersebut.
"Angka kematian bencana tsunami di pantai selat sunda (di antara kepulauan sumatera dan jawa) hgga kini meningkat kpd 150 org serta mencederakan 600 orang," sambungnya.
Lalu Ahmad Dusuki mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan maksiat.
Menurutnya, maksiat akan mambawa azab bagi mereka yang melakukannya.
"Usahlah melakukan maksiat!!! kerana maksiat itu menarik azab," lanjutnya.
Komentar dari sang ustadz yang diunggah pada Jumat (28/12) ini pun menimbulkan berbagai tanggapan negatif dari warganet Malaysia dan Indonesia.
Terlebih sang ustadz menyertakan tiga nomor rekening bank untuk menampung sumbangan pembangunan masjid di Palu, Sulawesi Tengah.
Bagi warganet, nomor rekening tersebut justru menjadi bumerang sendiri sebab warganet mempertanyakan maksud dari unggahannya, untuk berdakwah atau untuk menyebar kebencian.
Seorang warganet @johnlemmonn menyebut sang ustadz tengah menginginkan popularitas dan menggunakan tragedi musibah ini sebagai bentuk promosi serta meminta sumbangan untuk sekolah tahfiznya sendiri.
"Sepertinya kau tidak dapat menahan diri untuk 'dakwah'. Pria itu (Ifan Seventeen) menangis karena kehilangan istrinya, sahabat-sahabatnya, ratusan orang yang meninggal. Kau terlalu sibuk mengejar popularitas serta mempromosikan ceramah berbayar. Inikah yang kau maksud 'mengikuti jalan Nabi'?" tulisnya pada kolom komentar.
Di sisi lain, seorang musikus @opiyusof menyindir Ahmad Dusuki apakah anggota grup bandnya akan mendapatkan 'tiket gratis ke surga' jika berdonasi ke sekolah tahfiznya.
"Ustadz, apakah teman-teman bandku dan aku akan masuk neraka? Atau jika kami berdonasi padamu, kami akan masuk ke surga tanpa melewati Hari Perhitungan?" tulisnya.
Sedangkan warganet yang lain mengungkapkan bahwa tragedi tersebut akan tetap terjadi walaupun band Islami yang tampil.
Selain di instagram, sang ustadz juga mengunggah komentar yang sama di akun Twitter dan Facebooknya.
Sama seperti di Instagram, ia juga banyak mendapat kecaman di media sosialnya yang lain.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Instagram,Malay Mail |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR