Nakita.id - Melahirkan di usia kehamilan yang tanggung memang memilukan dan menggemaskan, apalagi jika cita-cita proses persalinan normal yang diinginkan akhirnya harus kandas. Itulah yang dialami pemilik nama lengkap Winda Viska Ria (33), penyanyi "lulusan" Indonesia Idol.
“Terus terang, sejak dinyatakan hamil, saya sudah mempersiapkan dan berjuang untuk persalinan normal. Sampai dinyatakan memiliki hipertensi saat hamil pun, saya masih tetap berjuang bisa melahirkan normal,” cerita istri dari Mulyadi Tan (31) ini. Bahkan, di-injury time kemarin pun Winda tetap ngeyel untuk bisa melahirkan normal.
Baca juga: Pelajaran Penting dari Penyanyi Winda Viska Mengenai Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil
"Tanggal 9 kemarin, usai kita foto-foto di rumah, siangnya saya, kan, kontrol. Nah, saat itu saya tidak boleh pulang karena tekanan darah membuat dokter ketakutan dan marah kepada saya. Saat itu tensi saya 160/120 mmHg,” papar Winda yang sedang kewalahan menyusui anak keduanya.
Karena ingin melahirkan normal, saat itu, lanjut Winda di ujung telepon kala wawancara dengan nakita, ia langsung mengutarakan keinginannya untuk melahirkan secara normal. “Walaupun agak bagaimana, dokter memberikan kesempatan si keras kepala ini mengupayakan niatnya. Tapi syaratnya, bo, hadeuh, banyak amat. Saya harus mengonsumsi obat antikejang, penurun tekanan darah, dan diinduksi.” Winda mengaku kurang sreg dengan syarat tersebut, tetapi terpaksa diiyakannya.
Setelah diperiksa dan dikontrol dengan saksama oleh tim medis, ternyata hari itu tidak ada kemajuan pembukaan. Namun, Winda tetep keukeuh ingin bersalin normal dan minta waktu lagi, yang akhirnya dikabulkan oleh dokter.
Singkat cerita, esok harinya, “Saat dokter kontrol, dokter kaget melihat urine di kateter saya (berwarna) merah. Saat itu dia langsung mengatakan ‘Wah, ini tidak bisa, tidak bisa! Sorry, ya Win, harus sesar. Sekarang kita harus sesar!’,” cerita Winda perihal kejadian pada tanggal 10 Oktober lalu.
Lucunya, tambah Winda, walau sudah pasti melahirkan secara sesar, saat menunggu persiapan operasi, dirinya masih merasakan kontraksi seperti mau melahirkan, “Eh, tak tahunya menurut perawat, saya memang dikasih obat kontraksi. Pantesan.”
Alhamdulillah, pada pukul 10 pagi tanggal 10 bulan 10, sang buah hati pun lahir melalui operasi sesar. Selamat, ya, Bu!
KOMENTAR