Nakita.id - Bayi yang menginjak usia di atas 6 bulan biasanya sudah mulai dikenalkan dengan makanan padat, mampu merangkak, dan aktif dengan lingkungan sekitarnya.
Namun yang harus disadari ialah peran orangtua yang wajib selalu mengawasi anaknya agar terhindar dari bahaya. Supaya enggak kecolongan, berikut gambaran tumbuh kembang bayi saat beranjak usia 9 bulan!
Baca juga : 12 Momen Emas Bayi yang Sebaiknya Jangan Dilewatkan
Tidur
Bayi usia 9 bulan membutuhkan benda-benda yang bertekstur lembut sebagai pendamping tidurnya. Biasanya, orangtua memberikannya selimut kecil yang berbahan halus atau bahkan beberapa pakaian bayi.
Benda-benda ini ternyata memberikan rasa aman serta kenyamanan agar si kecil bisa tidur dengan nyenyak.Kebiasaan tidur bayi ini biasanya akan terjadi di paruh kedua tahun pertamanya dan bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Namun, ketika benda kesayangan tersebut hilang atau tertinggal, bayi akan mulai rewel dan susah tidur. Bahkan, ia tidak mau digantikan dengan benda lainnya.
Untuk mengatasi hal di atas, sediakan dua hingga tiga barang yang sama persis untuk dikenalkan pada anak, sehingga bila barang tersebut hilang atau tertinggal, anak masih bisa tidur dengan nyenyak.
Bila Ibu tidak dapat menemukan barang yang sama persis, temukan sesuatu dan dekatkan dengan bayi. Bayi usia ini rata-rata membutuhkan 14 jam tidur dalam sehari.
Baca juga : Pola Tidur Bayi Usia 6 Bulan Sampai 9 Bulan
Tingkah Laku
Bayi di usia yang ke-9 bulan akan cepat tumbuh dan berubah sepanjang waktu dan Ibu mungkin menemukan cara dalam hal memenuhi semua kebutuhan anak.
Sayangnya, banyak orangtua yang belum bisa memahami apa yang bayi mereka inginkan, sehingga anak akan sering merengek, rewel, hingga berteriak.
Perilaku bayi akan memburuk jika Ayah dan Ibu memilih untuk mengabaikannya dibandingkan berteriak marah-marah pada bayi. Ayah dan Ibu juga harus bisa mengatasi frustasi anak dengan tepat.
Bayi bisa memahami bahwa ia tidak diizinkan melakukan sesuatu ketika orangtua mereka mengatakan 'tidak' dan selama beberapa bulan ke depan bayi akan belajar untuk dapat bekerja sama.
Apa yang tidak boleh dilakukan akan menjadi konsekuensi ketika bayi tidak bisa bekerja sama dan ia akan cepat paham. Orangtua perlu memperlakukan bayinya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Gunakan kata 'tidak' secara tegas (bukan berkata kasar atau dengan nada tinggi) sebelum Ayah dan Ibu mencegahnya melakukan sesuatu yang berbahaya. Tindakan ini justru akan membuat anak paham dan tidak frustasi dalam menjalankannya.
Orangtua yang sering marah dan emosi terhadap bayinya dapat menyebabkan buah hati mengalami cedera otak, bahkan hingga kematian karena depresi.
Baca juga : Di Usia ini Bayi Harus Sudah Bisa Duduk
Kesehatan
Bayi yang sedang aktif dalam melakukan berbagai aktivitas ini cenderung lebih rentan jatuh, terutama ketika ia mulai berdiri. Jangan khawatir, Bu, jatuh merupakan bagian alami dari proses belajar untuk berdiri dan bergerak.
Tapi perlu juga diperhatikan, jenis jatuh yang lebih serius, seperti jatuh saat meja bergeser, jatuh dari tempat tidur atau permukaan yang tinggi, turun dari tangga dan sebagainya menjadi penyebab tertinggi dari cedera anak di bawah usia lima tahun.
Ini dikarenakan bayi mulai belajar keterampilan yang dibutuhkan tanpa tahu hal tersebut berbahaya atau tidak. Berikan pagar pembatas yang dapat diletakkan di bagian atas dan bawah tangga atau pintu, seperti dapur, kamar mandi atau di pintu belakang.
Pagar pembatas berfungsi membatasi ruang gerak bayi dan harganya tidak perlu mahal. Bayi yang sudah dapat berjalan juga sangat berbahaya jika tidak diawasi dari dekat karena telah menjadi penyebab banyak kecelakaan serius.(*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR