Nakita.id - Banyak cara yang bisa dilakukan agar bisa berhenti merokok.
Walaupun berhenti merokok tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Salah satu cara yang saat ini tengah populer di kalangan masyarakat adalah dengan beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik.
Rokok elektrik (e-cig, vape) adalah perangkat yang dioperasikan dengan baterai.
Rokok elektrik sendiri memiliki varian beragam, mulai dari e-cig, vape atau vaporizer, sisha elektrik, dan mods.
Walalupun rokok elektrik belum pasti dinyatakan aman, tetapi beberapa kalangan masih tetap memilih rokok elektrik dibandingkan rokok tembakau yang sudah jelas dampak negatifnya.
Baca juga : Ternyata, Rokok Elektrik Vape Berisiko Memicu Kanker dan Sebabkan Kemandulan
Asap yang dikeluarkan rokok eletrik cenderung memiliki bau wangi yang beragam tergantung dari cairan rasa yang kita gunakan.
Terdapat beberapa kandungan dalam rokok elektrik
Nikotin
Kebanyakan rokok eletrik mengandung nikotin kimiawi yang bersifat adiktif.
Ketika berhenti menggunakannya, kita akan mengalami beberapa dampak kecanduan, salah satunya kita akan menjadi lebih emosional atau bahkan merasa depresi.
Nikotin juga tidak baik digunakan oleh mereka yang memiliki masalah jantung, berbahaya bagi janin, dan perkembangan otak anak-anak, serta bisa memengaruhi ingatan serta daya fokus seseorang.
Baca juga : Duh, Bayi ini Menangis Keras, Ternyata Hal Mengerikan Terjadi
Propilen glikol dan gliserol
Selain nikotin, rokok eletronik juga memiliki komponen utama yaitu bahan kimia yang digunakan dalam bahan bangunan dan dapat menyebabkan kanker.
Diacetyl
Zat yang satu ini menyebabkan penyakit paru-paru langka atau bronchiolitis obliterans.
Kondisi yang mengakibatkan kerusakan permanen pada bronkilous.
Meskipun mengandung bahan kimia yang membahayakan tubuh, namun beberapa orang masih menggandrungi rokok elektrik, tidak sedikit pula orang yang merasa terbantu untuk berhenti merokok tembakau dengan adanya rokok elektrik.
Meskipun begitu, kita harus tetap memperhatikan keamanan dari rokok elektrik tersebut,selain kandungan bahan kimia, rokok elektronik bertenaga lithium ion juga bisa terkabar.
Kenneth Barbero dari Albary, New York, merupakan salah satu dari beberapa orang yang terluka parah akibat rokok eletrik.
Rokok elektrik yang sedang digunakannya meledak hingga membuat robek lidahnya.
Ledakan tersebut pun terjadi akibat overheating baterai lithium ion yang digunakan untuk menyalakan rokok elektrik atau vape.
Tidak sedikit juga orang yang keracunan karena vape.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bahwa pada 2014 jumlah panggilan darurat yang melibatkan cairan pada rokok elektrik 215 kali lebih besar dibandingkan tahun 2010.
Baca juga : Sedang Mempersiapkan Kehamilan? Hindari Hal Berikut
Keracunan bisa terjadi dalam tiga cara, yaitu menelan, menghirup, atau menyerap melalui mata dan kulit.
Temuan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah lebih dari setengah orang yang keracunan adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Memiliki asap yang wangi yang beragam seperti rasa buah bahkan permen membuat anak-anak tidak menjauhi melainkan menikmati asap rokok elektrik.
Adapun risiko bagi pengguna rokok elektrik
Pneumonia
Menggunakan rokok elektrik bisa menimbulkan masalah penafasan.
Hal itu terjadi karena adanya reaksi inflamasi terhadap zat lipid di paru-paru, atau timbunan lemak yang ditemukan di jaringan paru-paru.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR