Proses menentukan pilihan ini sebaiknya sudah diajarkan kepada anak sejak masa balita. Mulailah dari hal-hal sederhana. Misalnya, menentukan menu sarapan, memilih warna baju yang akan dipakai. Penuhilah pilihannya itu, sehingga anak benar-benar merasa dihargai.
Lakukan hal itu secara berkesinambungan, tak hanya pada usia balita saja. Lanjutkan saat anak berusia 6 sampai 9 tahun. Ini adalah masa yang penting, karena merupakan proses pemantapan. Terus ajari anak untuk memilih dan mengambil keputusan sendiri sehingga rasa percaya diri anak dapat tumbuh dengan baik.
Selanjutnya, sampaikan cara-cara bernegosiasi jika anak tidak menyukai pilihan-pilihan yang ditawarkan. Upayakan pula untuk memberikan penjelasan-penjelasan yang gamblang sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh anak. Anak pun jadi terbiasa untuk mengemukakan alasan atau mengajukan pertimbangan-pertimbangan sebelum memutuskan pilihan.
Misalnya, saat akan diajak pergi ke pesta. Anak menolak ditawari menggunakan baju pesta dan memilih menggunakan celana pendek serta kaus. Tanyakan alasannya. Jangan lupa, orangtua hendaknya juga melontarkan alasan-alasan dibarengi penjelasan tentang kondisi pesta umumnya.
Membiasakan anak mengambil keputusan sendiri, melihat dan menilai situasi yang dihadapi, niscaya akan memupuk rasa percaya diri yang tinggi. Ia juga akan mampu mengambil keputusan sendiri bila dihadapkan pada beragam pilihan dalam kehidupannya kelak. Yang penting lagi, ia tidak tumbuh menjadi generasi pengekor yang hanya mengikuti keputusan orang lain.
Sebaliknya bila anak tidak diberi kesempatan untuk memilih dalam hampir semua aspek kehidupannya, ia bisa menjadi manusia yang tidak mampu mengambil keputusan sendiri. Juga, lebih banyak melakukan sesuatu semata-mata karena menurut orang lain baik, bukan karena menurutnya baik. Misalnya, saat remaja, ketika rok mini sedang menjadi tren, anak ikut-ikutan memakainya, padahal sesungguhnya ia tak pantas mengenakan model itu.
Untuk tidak menjadi seperti itu, tanamkan kemampuan memilih dan mengambil keputusan yang tepat. Caranya, beri kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan sendiri dan menerima konsekuensi dari pilihannya. Tentu saja dengan melalui proses negosiasi dan alasan yang jelas.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR