Nakita.id – Saat kita membuat kesalahan dan tidak bisa memenuhi harapan, pastilah muncul rasa kecewa. Hal ini juga dialami anak-anak. Kebanyakan ibu pasti sedih melihat anaknya kecewa, namun sesungguhnya rasa kecewa yang diterima anak tidak selalu menjadi hal yang buruk.
Apalagi perasaan kecewa meerupakan bagian alami dari kehidupan setiap orang, termasuk si kecil yang sedang belajar dan bereksplorasi berbagai hal baru.
Yang perlu Ibu tahu, anak harus belajar untuk segera bangkit dari kekecewaannya agar belajar bagaimana mengatasi kegagalan karena hal ini merupakan keterampilan dasar hidup yang harus dipraktikkan agar anak agar bisa menjadi orang dewasa yang tangguh dan efektif.
Baca juga : Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua Agar Anak Mandiri, Percaya Diri dan Tidak Cengeng
Saat anak menghadapi kekecewaan di rumah, di sekolah, atau di lingkungannya, Ibu perlu mendorong agar mereka bisa apa yang harus diperbaiki.
Perlu ditanamkan, jika para orangtua ingin anak-anaknya menjadi orang dewasa yang mandiri, pertama-tama anak harus bisa menghadapi kekecewaan.
Jika anak-anak takut gagal, kemungkinan besar mereka akan menolak risiko emosional dan intelektual saat mereka bertambah usia.
Risiko emosional misalnya anak jadi tidak mau menerima kritik, mudah stres dan depresi saat gagal. Risiko intelektual maksudnya si anak tidak akan berkembang pengetahuannya dan tidak mau menggali informasi lebih jika mereka gagal di satu bidang. Ada kecenderungan dia gamau coba hal lainnya
Baca juga : Ini Kegiatan Sederhana Agar Anak Mandiri Dan Percaya Diri
Berikut kiat dari para peneliti, ilmuwan, dan para ahli tentang cara mengajarkan anak-anak untuk bisa mengelola perasaan kecewa mereka.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR