Nakita.id - Seorang wanita ini menangis setelah disakiti dan dipaksa oleh sang suami untuk menceraikannya.
Pernikahan yang sudah dijalani bersama sang suami hampir 27 tahun tersebut harus berakhir dengan pilu, sebab sang suami diketahui lebih memilih seorang wanita PSK berusia 14 tahun.
Hal itu pun diketahui oleh putri pertamanya, dirinya mengaku mendapat pesan singkat dari sang Ayah berisikan, "Hai anak perempuan, aku sedang melihat foto-foto kamu, dan aku sangat menyukainya. Apakah kamu mau aku belikan minuman? Aku akan membelikannya untukmu, Aku sedang menunggu mu di bar."
Baca juga : 7 Fakta Menarik Seputar Selulit yang Perlu Ibu Tahu.
Rupanya pesan singkat yang akan dikirimkan pada wanita selingkuhannya tersebut, secara tidak sengaja terkirim ke nomor putrinya.
"Pesan singkat dari suami saya untuk wanita pekerja seks tersebut mendarat di handphone putri saya, dan itu sangat membuat saya sakit," ungkapnya.
Wanita tersebut mengaku bahwa suaminya selalu bersikap baik dan tidak pernah berbuat hal yang macam-macam, namun memang akhir-akhir ini tingkah lakunya memburuk, apalagi saat dirinya mengetahui pesan singkat dari putrinya.
Baca juga : Ini Alasan Mengapa Sebaiknya Jangan Makan Pedas Setelah Operasi Sesar
"Kebohongan yang dilakukan oleh suami saya pun mulai terbongkar satu per satu, setelah kejadian pesan singkat tersebut," ujar sang wanita.
Kedua anak perempuannya yang berusia 15 dan 17 tahun itu pun mengalami depresi, dan kini sedang dalam tahap konseling.
"Dia tidak lagi memberikan kami uang untuk kehidupan sehari-hari. Cicilan rumah pun belum dibayar selama 7 bulan terakhir, dan mungkin kami akan tinggal di dalam mobil, karena kami tidak punya tempat untuk pergi atau pun berlindung," tambahnya.
Sementara itu, di balik kesulitan yang dialami istri dan kedua anaknya, sang suami justru berkeliling Bali, Italia, dan Yunani dengan gaji $ 100.000 per bulannya.
Kira-kira bagi Ibu yang sudah membaca kejadian ini, komentar apa yang pantas diberikan untuk suaminya tersebut?
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR