Nakita.id - Salah satu metode melahirkan yang sedang dilakukan banyak orang adalah water birth.
Sebelum melakukannya, ada baiknya mengenal lebih dalam soal metode melahirkan ini.
Dalam buku "Gentle birth, Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit" karangan bidan Yessie Aprilia mengungkapkan beberapa hal yang ternyata hanya mitos belaka seputar metode melahirkan water birth.
Water birth mengurangi nyeri saat persalinan
Faktanya water birth tidak sepenuhnya mengurangi nyeri kontraksi secara 100%.
Bagi sebagian Ibu, berada di dalam air mungkin hanya memberikan sedikit pengaruh untuk mengurangi rasa sakit.
Baca juga: Waspada! Metode "Water Birth" Rentan Terhadap Penyakit Ini
Air membantu perineum, bagian antara anus dan alat kelamin, menjadi lebih rileks dan dapat mengurangi robekan ini bisa jauh lebih mengurangi rasa sakit bagi perempuan.
Water birth menyebabkan risiko infeksi karena berendam dalam air yang tidak steril dan Ibu dapat mengeluarkan kotoran saat mengejan
Inilah salah satu kesalahpahaman yang paling umum tentang water birth.
Banyak orang khawatir bahwa Ibu akan mengeluarkan kotoran di bak persalinan di mana akan memberikan kontribusi terhadap infeksi.
Baca juga: Kelebihan Persalinan Water Birth Dibandingkan Operasi Sesar yang Penting Ibu Tahu!
Journal of Maternal Fetal and Neonatal Medicine mengemukakan bahwa tidak ada infeksi yang terjadi dari 1.600 water birth yang diteliti.
Bayi akan tenggelam
Di dalam kandungan, janin hidup di dalam air ketuban. Ia menerima suplai oksigen dari sirkulasi plasenta dan melewati paru-parunya sendiri.
Secara genetis dan fisiologis, bayi akan mengambil napas pertama mereka saat keluar dari rahim.
Bayi juga memiliki refleks menyelam yang secara naluriah menahan napas saat keluar dari rahim.
Lagi pula bayi akan segera diangkat ke permukaan air ketika badannya lahir, jadi kecil kemungkinan bayi akan tenggelam.
Baca juga: Silent Birth, Apa Jadinya Jika Ibu Hamil dan Dokter Tak Boleh Bersuara Selama Persalinan?
Bayi akan terlilit tali pusar saat lahir.
Lilitan tali pusat bukan masalah kecuali terlalu ketat dan mengakibatkan tekanan pada leher.
Hal ini memang dapat menganggu denyut jantung bayi.
Ibu yang melahirkan dalam air kemungkinan lebih besar untuk mengalami robekan.
Ibu yang melahirkan dalam air hangat sesungguhnya justru memiliki risiko lebih rendah megalami robekan.
Air hangat dapat meningkatkan aliran darah dan mampu melunakkan jaringan di sekitar perineum Ibu.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR