Sebaliknya, orangtua yang tidak memahami usia tumbuh kembang anak, akan memperlakukan apa yang dia mau. Bukan apa yang anak mau. Nah, di sinilah bisa terjadi kekerasan orangtua kepada anak termasuk penganiayaan hingga pembunuhan. Misal, anaknya ngompol, menangis, BAB di celana, dan sebagainya. Si orangtua akan marah besar hingga melakukan penganiayaan. Padahal hal itu merupakan sesuatu yang wajar.
Kelima, tekanan di tempat kerja. Orangtua yang tak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri di tempat kerjanya, kemudian melampiaskannya kepada buah hatinya, kerap terjadi, sehingga anak menjadi korban. Anak dimarahi, dipukul, dan perbuatan kekerasan lainnya.
Keenam, masalah Keuangan. Ketika orangtua sedang berlimpah materi. dia begitu baik dan sayang kepada anaknya. Apa yang anaknya minta akan dia turuti. Manakala keungan sedang tidak sehat, beberapa orangtua ada yang tidak siap. Akibatnya si orangtua begitu mudahnya memarahi anaknya yang rewel minta jajan. Karena kesal, dia pun memukul dan menganiaya anaknya.
Ketujuh, tidak dapat mengendalikan mosi. Banyak orangtua yang menganiaya anaknya sendiri karena emosi. Dia tidak dapat mengendalikan emosi karena anaknya melakukan sesuatu yang menurutnya kurang pas. Dia pun lepas kendali dan kehilangan akal sehat; memukul, hingga menganiaya dan membunuh anak kandungnya.
Dari 7 poin di atas, menurut Vivi Erfianne Cicilia, P.Si. M.Si, dari LPT UI, poin no 5, 6, dan 7 adalah faktor paling mendominasi sebagai penyebab orangtua melakukan kekerasan, menganiaya hingga membunuh anak kandungnya.
KOMENTAR