Bila anak minta sesuatu, upayakan agar ada jerih payah yang dilakukan olehnya. Lakukan negosiasi. Misalnya, saat ia minta dibelikan mainan, sampaikan kepadanya bahwa ia harus mengumpulkan uang jajannya. Setelah uangnya terkumpul senilai mainan yang diinginkan, barulah mainan itu dibelikan.
2. Ceritakan pengalaman-pengalaman keberhasilan dari orang terdekat.
Mintalah kepada kakek atau nenek bercerita tentang pengalamannya meraih sukses dalam kehidupan. Pengalaman orang terdekat, umumnya lebih mudah diterima dan mengena di hati.
3. Ingatkan anak untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan.
Anak-anak yang telah memasuki usia kelas 5 dan 6 SD umumnya mempunyai kemampuan kognitif yang telah berkembang. Perkembangan konseptualnya telah baik, sehingga saat diberi penjelasan sudah lebih mampu memahami. Misalnya, ia tak bisa memenuhi ajakan temannya untuk berenang karena tidak memiliki uang untuk membeli tiket. Berikan penjelasan bahwa olahraga dapat dilakukan dalam bentuk yang lain, tidak terbatas hanya pada berenang. Selain itu, ajak anak menabung yang kelak dapat digunakan untuk membeli tiket berenang, misalnya.
4. Ajak anak mengenali diri sendiri.
Tugas orangtualah untuk membimbing anak mengenali kelebihan dan kekurangannya. Ajak anak mendalami kelebihan yang dimiliki, sehingga kelebihan itu dapat dimanfaatkan untuk menutupi kekurangannya. Contoh, anak menyadari dirinya kurang luwes dalam pergaulan, nha, carilah kelebihan yang lain. Selanjutnya, manfatkan kelebihannya itu sehingga ia dapat dengan mudah diterima oleh lingkungan.
Narasumber: Eva Septiana Barlianto, Psi., dari Universitas Indonesia, Depok.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR