Nakita.id - Seorang wanita muda mengalami kisah tragis.
Leah Debono, berusia 29 tahun, meninggal dunia akibat penyakit melanoma.
Tepat memasuki usia tiga bulan pernikahannya dengan sang suami Ben, pria ini harus rela mengikhlaskan kepergian sang istri tercinta.
Saat memasuki usia 25 tahun, Leah merasa tahi lalat di bagian lengan yang dimilikinya itu bukanlah tahi lalat biasa.
Menduga ada yang tidak beres dengan tahi lalatnya, Leah pun memeriksakan diri ke dokter, namunsang dokter mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan sebab tahi lalat tersebut tidak bahaya.
Sampai dengan pertemuan dirinya dengan sang suami, Ben, dirinya memutuskan untuk menghilangkan tahi lalatnya.
Namun, kondisi tahi lalat yang akan melalui biopsi menunjukan kondisi sudah masuk kategori stadium empat melanoma ganas.
Melanoma ganas ini adalah salah satu bentuk agresif dari suatu kanker kulit.
Pada awal 2013, Leah melakukan proses operasi biopsi, namun pihak dokter mengatakan ada kemungkinan 30% melanoma muncul kembali.
Sejak itu, Leah melakukan pemeriksaan rutin selama tiga tahun berikutnya.
Hingga pemeriksaan terkahir pun dilakukan oleh Leah seminggu sebelum hari pernikahan dirinya dengan Ben.
Sebulan setelah pernikahannya, Leah mulai merasa tidak sehat.
Rasa pusing dan mual yang dirasakan oleh Leah, disambut senang Ben, sang suami mengira, Leah hamil, namun menurut pemeriksaan dokter, rasa pusing dan mual efek dari kelelahan pasca pernikahan.
Kondisi pun menjadi parah, saat Leah secara tiba-tiba pingsan di tempat kerja.
Saat itu lah dokter menemukan kanker telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
"Dia dipenuhi oleh kanker, dan juga didiagnosis memiliki tumor otak juga," ujar Ben.
Baca juga : Senang Mengonsumsi Telur Setiap Hari? Ini Panduan Aman Jumlah Konsumsi Telur!
Ia dirawat di rumah sakit pada Oktober 2016 dan meninggal tiga bulan kemudian.
"Dia tidak bisa benar-benar melihat, dia tidak bisa berbicara, akibat tumor otak yang dideritanya," ungkap Ben.
Ben yang kini menjadi duda, membuatnya tergerak untuk menyebarkan kesadaran seputar melanoma dan memperingatkan orang lain tentang risiko penyakit mematikan ini.
Baca juga : Cuma Jalan Kaki 20 Menit Setiap Hari, Manfaat yang Didapat Sungguh Mengejutkan!
Ben pun berhenti dari pekerjaannya, menjual rumah, dan berkeliling Australia untuk berjunjung ke tempat wisata yang sukai oleh sang istri.
KOPI DAPAT CEGAH MELANOMA
Berdasarkan kasus tersebut, terdapat sebuah kabar gembira, khususnya bagi kalian para pecinta kopi.
Berdasarkan kasus tersebut, terdapat sebuah kabar gembira, khususnya bagi kalian para pecinta kopi.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Journal of National Cancer Institute, kopi dipercaya dapat mengurangi risiko seseorang terkena kanker kulit yang disebut sebagai melanoma.
Setidaknya empat cangkir atau lebih kopi dalam sehari bisa menurunkan sekitar 20% risiko melanoma ganas, menurut Loftfield Rikka, Mahasiswa do Yale University School of Public Health yang menyelesaikan disertasinya di US National Cancer Institute.
Menurut peneliti, kandungan kafein pada kopi dapat mengurangi kerusakan sel-sel kulit akibat paparan sinar ultraviolet matahari.
Melanoma sendiri merupakan penyakit kulit yang bisa menyebabkan kematian.
Di Amerika Serikat, melanoma menempati urutan kelima kanker yang paling banyak diderita.
Penelitian ini dilakukan dengan mengirim kuesioner kepada 3,5 juta orang yang tinggal di California, Florida Louisiana, New Jersey, North Carolina, dan Pennysylvania, serta dua kota di Atlanta dan Detroit.
Orang-orang tersebut diminta mengisi pola makan mereka sehari-hari, yang kemduian diteliti selama bertahun-tahun.
Para peserta diminta melaoporkan berapa banyak konsumsi kopi dan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi risiko kanker, seperti minum alkohol dan indeks massa tubuh.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa orang yang minum kopi setiap hari mendapati risiko yang lebih rendah dari melanoma, dibandingkan dengan mereka yang sedikit minum kopi atau tidak sama sekali.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR