Nakita.id - Bayi malang bernama Iris Ann Day baru berumur enam bulan saat dirinya meninggal dunia dengan cara yang tragis.
Hal ini bermula saat salah seorang ibu menceritakan kisah sedih karena kehilangan bayinya. Buah hatinya meninggal secara tiba-tiba setelah staf salah satu rumah sakit mengatakan bahwa kondisinya stabil.
Saat itu, orangtua dari bayi begitu khawatir dan langsung membawa Baby Iris ke rumah sakit karena kesulitan bernapas.
Ibunya, Hannah mengatakan, pada pemeriksaan awal, dokter mengatakan bahwa kondisi Baby Iris stabil dan tidak membahayakan.
Ia menambahkan bahwa pihak rumah sakit cenderung mengabaikan penyakit yang dialami anaknya.
Keputusan dokter yang salah ini menimbulkan kekecewaan dan kesedihan mendalam bagi kedua orangtua bayi, terutama Hannah.
Hannah mengungkapkan bahwa dirinya kecewa karena saat bayinya meninggal, ia tidak bisa menghibur atau mengucapkan salam perpisahan. Bahkan, ia merasa bersalah karena tidak bisa menolong anaknya sendiri yang saat itu dalam kondisi yang sangat serius.
Baca juga : Ibu ini Tidak Sadar, Bayi yang Disusuinya Sudah Meninggal Dunia. Ternyata Ini Penyebabnya
"Itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya maafkan, karena (pihak rumah sakit) mengambilnya (Baby Iris) dari kita," ungkap Hannah.
Sementara sang ayah melanjutkan, "Saran saya kepada orangtua mana pun saat anak sakit, satu-satunya pihak yang peduli pada kondisi anak adalah orangtuanya."
Pengacara yang mewakili orangtua Baby Iris, Hannah dan Ben mengatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan pihak rumah sakit "gagal untuk menghargai" kondisi bayi yang memburuk.
Pemeriksaan atas kematian bayi tersebut dibuka di Pengadilan Chelmsford Coroner, dengan saksi seorang perawat Cracknell, yang merupakan seseorang yang pada saat kejadian mengakui bahwa dirinya mencatat adanya peningkatan denyut jantung dan tingkat pernapasan dalam tubuh Iris, namun gagal memberi tahu dokter.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR