Nakita.id - Penelitian baru menunjukkan adanya hubungan antara kanker yang terkait obesitas dan pascamenopause perempuan yang memiliki berat badan normal dan hobi makan junk food.
Bukan rahasia lagi jika kita mengonsumsi terlalu banyak junk food tidak baik untuk tubuh, namun masih banyak orang yang berpikir bahwa tidak apa-apa makan junk food, asalkan tidak menambah berat badan.
Namun, sebuah studi baru menemukan, perempuan yang memiliki berat badan normal dan sering mengonsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker terkait obesitas hingga 10 persen.
Dalam studi yang dipublikasikan di Jurnal Academy of Nutrition and Dietetics, peneliti menyelidiki hubungan antara baseline energi diet (DED) dan kanker terkait obesitas.
Menurut definisi para peneliti, DED adalah rasio asupan kilokalori terhadap berat badan, yang menunjukkan kualitas makanan seseorang.
Baca juga : Lawan Risiko Kanker Payudara dengan Tip Ini, Bu
Makanan yang disebut junk food didefinisikan seperti itu, karena kandungan kalori dan nilai gizi rendahnya tinggi. Meskipun mereka mampu mengendalikan berat badan mereka, kandungan makanan yang mereka konsumsi tidak melindungi mereka dari risiko kanker.
Dalam penelitian, data perempuan dengan riwayat kanker, dan juga mereka yang mengonsumsi kurang dari 600 kalori atau lebih dari 5.000 kalori sehari dikeluarkan dari penelitian ini.
Kemudian peneliti menemukan, di antara peserta, mereka dengan DED yang lebih tinggi berisiko kanker terkait obesitas 10 persen daripada mereka dengan DED yang lebih rendah.
Baca juga : Risiko Kanker Payudara yang Tak Bisa Dihindari
Sementara, diet dengan tingkat kepadatan energi yang lebih tinggi dikaitkan dengan BMI yang lebih tinggi, di mana peningkatan risiko kanker terkait obesitas ternyata lebih tinggi pada perempuan yang dinilai memiliki berat badan normal dibandingkan dengan mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Berkaitan dengan hasil penelitian, para peneliti menyimpulkan bahwa manajemen berat badan masih belum cukup untuk mengurangi risiko kanker terkait obesitas terutama jika seseorang memiliki diet padat energi tinggi (kalori). (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR