"Jadi, kalau dilakukan di bulan Juli-Agustus, tetapi persyaratan persyaratan ini tidak terpenuhi, Moms tetap akan sulit hamil," tambah dr. Boy.
Selain itu, kualitas sperma juga ditentukan banyak hal.
Misalnya, kondisi hormon Dads, kondisi lingkungan buah zakar, asupan nutrisi, kondisi kesehatan dads, pola hidup, dan lainnya.
Sebenarnya, menurut dr. Boy, bila kita ingin membuktikan apakah penelitian tersebut bisa diaplikasikan di Indonesia, tidaklah sulit.
Baca Juga : Trik Simpan Buah dan Sayur di Kulkas Agar Tak Cepat Busuk, Nomor 6 Belum Banyak yang Tahu!
"Kita bisa menghitung angka kelahiran di bulan April-Mei. Jika kelahiran di bulan ini meningkat, bisa saja penelitian tersebut memang benar," katanya.
Kenapa kelahiran di bulan April-Mei?
Bila dihitung dari pembuahan di Juli-Agustus, maka sembilan bulan ke depan, bayi akan dilahirkan, yakni di April- Mei.
"Tetapi saya belum membaca data kalau di bulan ini kelahiran bayi meningkat," lanjut dr. Boy.
Sementara jika pembuahan di bulan Juni yang katanya rentan dengan kelainan dan gangguan penyakit, mungkin karena di bulan tersebut sedang terjadi masa tanam bisa saja diterima.
Namun, jelas dr. Boy, ini masih dalam anggapan dan perkiraan yang belum diteliti lebih lanjut.
Namun yang jelas, kelainan pada bayi disebabkan oleh banyak hal, sangat kompleks, dan butuh penelitian lebih dalam.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Rizqa Widiasti |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR