Nakita.id - Berhubungan dengan seseorang melalui online meskipun sudah menikah, sampai sekarang masih menjadi perdebatan.
Seperti diketahui, menjalin relasi bisa dilakukan melalui jarak jauh.
Apalagi dipermudah dengan adanya media sosial atau media komunikasi lainnya seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan sebagainya.
Melansir dari Very Well Mind, fokus utama dari perdebatan di atas adalah karakteristik dari jenis hubungan yang membuat rusak pernikahan kita.
Jenis hubungan secara online ini disebut cyber affairs atau perselingkuhan dunia maya.
Cyber affairs bersifat rahasia dan mengandung hasrat seksual dan emosial.
Situs American Psychological Association memaparkan bahwa meski tidak berhubungan secara langsung, perselingkuhan dunia maya sama menghancurkan dengan perselingkuhan dunia nyata, sehingga menimbulkan perasaan tidak aman, kemarahan, dan kecemburuan.
Terdapat banyak alasan kenapa seseorang melakukan perselingkuhan dunia maya, yaitu melarikan diri dari kenyataan, menikmati fantasi, mendapatkan rasa percaya diri, menghindari tekanan hubungan rumah tangga, dan lain sebagainya.
Hubungan ini juga terjadi dengan mudah karena internet menyediakan akses, keterjangkauan, dan anonimitas.
Baca Juga : Ingin Bertemu Kawan Lama? Awas, Grup Chat Reunian Bisa Picu Perselingkuhan!
Apakah kita khawatir dan curiga bahwa pasangan berselingkuh secara online?
Tanda pertama yang paling jelas adalah pasangan terlalu lama menghabiskan waktu di depan komputer dan smartphone.
Tetapi ada beberapa tanda lain yang harus diketahui:
1. Pasangan kurang menunjukkan kekhawatiran tentang hubungan pernikahan kita.
Misalnya menjaga jarak dalam memutuskan sesuatu dan menghindar ketika berhubungan intim.
2. Pasangan tidak tertarik melakukan kegiatan bersama entah hang out, merayakan ulang tahun, dan lain sebagainya.
3. Perubahan pola tidur pasangan berubah, misalnya pasangan jadi tidur lebih lama atau bangun lebih pagi dari biasanya.
4. Ketika melakukan hubungan intim, pasangan menunjukkan ketidaktertarikan.
5. Pasangan kita punya seribu alasan dan menolak tanpa kejelasan.
6. Ketika kita mengeluh 'kamu menjauh', tidak tertarik melakukan seks, terlalu banyak menghabiskan waktu di komputer, pasangan malah menyalahkan kita atau menjadi sangat defensif.
Baca Juga : Ini 5 Tanda Pasangan Merasa Tertarik dengan Orang Lain, Catat!
7. Pasangan terlihat sangat berbeda dan moody.
8. Kita sering memergoki pasangan berbohong .
9. Pasangan kita kerap melepas tanggung jawab mengasuh anak, pekerjaan rumah tangga, atau lain sebagainya.
10. Pasangan mengganti password komputer.
11. Pasangan memindahkan komputer ke tempat yang susah dijangkau.
12. Pasangan protes ruang privasi agar dia dapat menggunakan komputer lebih lama.
13. Pasangan tidak menjawab ketika ditanya apa yang ia lakukan di depan komputer.
14. Pasangan tidak membiarkan kita menggunakan komputer.
15. Kita mendapati pasangan membeli peralatan pendukung untuk kinerja komputer.
Cyber affairs adalah gejala masalah lain di pernikahan kita akibat kurangnya komunikasi, masalah keuangan, relokasi, dan ketidakpuasan seksual dalam pernikahan.
Minta pasangan untuk mengungkapkan apa yang menjadi masalah baginya, diskusikan, cari solusi, dan bangun kembali kepercayaan antar satu sama lain.
Baca Juga : Tragis, Dua Sejoli di Sumatera Utara Ditemukan Tewas Berlumuran Darah di Kamar Hotel Tanpa Busana
Jangan pasrah ketika melihat pasangan melakukan cyber affairs atau sebaliknya kita terlalu kritis sehingga harga diri pasangan jatuh sehingga pasangan menjauh.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Berikut empat solusinya:
1. Kita harus menjelaskan kalau cyber affairs itu nyata dan ada.
2. Minta bantuan ke terapis pernikahan jika masalah tak kunjung selesai.
3. Komunikasikan dampak teknologi terhadap kerusakan rumah tangga kita.
4. Belajar memaafkan, menerima keadaan, dan kembali membangun kepercayaan.
Baca Juga : Billy Syahputra Sempat Tak Bisa Pulang dari Jepang Karena Kekurangan Uang, Ternyata Ada Pajak ‘Sayonara’
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | verywellmind |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR