Nakita.id - Obesitas merupakan kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai.
Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak pun memiliki risiko alami kegemukan berlebih yang akan mengganggu kesehatan mereka.
Contoh nyata obesitas pada anak ialah Arya Permana, bocah asal Karawang, Jawa Barat, yang alami obesitas hingga 192 kilogram pada usia 10 tahun.
Baca Juga : Arya Permana dan Titi Wati Alami Obesitas Ekstrem, Ternyata Sama-sama Konsumsi Ini Setiap Hari!
Arya kemudian mendapat tindakan medis khusus untuk mengatasi obesitasnya.
Dari kasus Arya, Moms sebaiknya belajar jika obesitas perlu diwaspadai.
Moms perlu mengawasi Si Kecil, tak hanya pola makan, tetapi juga bagaimana mereka menghabiskan waktu.
Sebab obesitas ternyata tak hanya dipicu oleh pilihan makanan Si Kecil.
Kemajuan teknologi pun turut andil dalam memicu obesitas pada anak.
Dilansir dari Men’s Health, riset memaparan jika media sosial punya peranan menjadi penyebab obesitas pada anak.
Pada penelitian yang dilakukan di University of Liverpool, tampak jika anak-anak yang sering membuka media sosial untuk melihat unggahan selebgram atau artis-artis media sosial cenderung lebih memilih makanan berkalori tinggi sebagai camilan.
Hal ini dikaitkan pula dengan bagian penelitian dimana anak-anak diperlihatkan gambar makanan tak sehat dan setelahnya diberi pilihan aneka makanan.
Baca Juga : 8 Manfaat Minum Air Rendaman Biji Ketumbar, Mengatasi Rematik Hingga Diabetes!
Dari tiga kelompok, masing-masing diperlihatkan gambar-gambar dari media sosial.
Tiap kelompok melihat rangkaian gambar berbeda, ada yang diperlihatkan makanan sehat, aneka makanan berkalori tinggi, dan satu kelompok diperlihatkan produk non-makanan.
Hasilnya, anak-anak yang melihat gambar makanan tak sehat memilih camilan dengan kandungan gula dan kalori yang tinggi.
Pemimpin riset tersebut, Anna Coates, memaparkan jika selama ini iklan dapat memengaruhi Si Kecil dengan mudah.
Misalnya melihat iklan minuman, anak pun kemudian lebih memilih minuman yang diiklankan tersebut saat jajan.
Coates ingin meneliti apakah efek tersebut juga berlaku pada media sosial, di mana produk kerap diiklankan oleh selebgram, selebtweet, atau YouTuber.
Penelitian tersebut ternyata melihat adanya efek yang sama fenomena di media sosial.
Menanggapi hasil penelitain tersebut, Kepala Sekolah Dokter Anak dan Kesehetan Anak Inggris, Russell Viner, merasa perlu adanya regulasi perlindungan pada anak atas konten-konten yang mampu memicu obesitas.
"Penting agar anak terlindungi dari iklan makanan cepat saji, tak hanya di televisi tetapi juga pada media sosial yang menjadi tempat mereka banyak menghabiskan waktu," lanjut Viner.
Hal ini tak bisa dipungkiri, sebab gadget dan media sosial kini menjadi bagian dari masa kecil banyak anak.
Jika Moms menyadari Si Kecil terlalu lama menggunakan gadget dan bermain-main di media sosial, baiknya Moms segera batasi agar Si Kecil terhindar dari risiko obesitas.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Men's Health |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR