Dan dengan mempertahankan keluarga dengan 3 istri, dia telah mampu menghemat sejumlah uang.
Ia juga telah membuka toko peralatan di desa Bandi, distrik Simdega.
Toko tersebut saat ini dijalankan oleh salah satu istrinya.
Pendapatan yang diperoleh Chhotu bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan dari toko yang membantu.
Dia juga mengaku sebagai agen independen dari sebuah perusahaan pemasaran.
Untuk membuktikan klaimnya yang otentik, dia juga menunjukkan kartu identitasnya yang valid.
Dia mengungkapkan bahwa beratnya kemiskinan membuat dia mulai mengemis di pinggir kereta api.
Dia sangat terorganisasi dengan baik dan berdedikasi pada keluarganya sehingga dia menyediakan pendanaan rutin bulanan untuk keluarganya.
Baca Juga : Tak Kalah Tampan dari Ammar Zoni, Intip Pesona 2 Adiknya yang Ikut Terjun ke Dunia Hiburan
4. Pengemis Pakai Motor Matik, Rumah Megah Dua Lantai
Dua pengemis, Reso (63) dan Suwarno (60), yang terjaring operasi ketertiban umum itu ternyata warga yang cukup mampu.
Bayangkan saja, keduanya pergi meminta-minta ke berbagai lokasi memakai sepeda motor matik Beat.
"Jadi kedua pengemis ini masih memiliki keluarga. Mereka juga punya rumah tempat tinggal yang layak," ungkap Kabid Trantibun Satpol PP Kota Kediri, Nur Khamid, Selasa (24/10/2017).
Malahan tempat tinggal Suwarno di Desa Wonorejo, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, tergolong bagus.
Rumahnya merupakan bangunan tembok megah berlantai dua.
Kondisi rumah itu diketahui petugas Satpol PP Kota Kediri saat mengantar Suwarno.
Serah terima Suwarno dilakukan dengan Wujud Sukandar, ketua RT setempat.
"Sewaktu petugas kami datang, Pak RT tidak mengira kalau yang bersangkutan mengemis. Karena kondisi sosial ekonomi di desanya tergolong mampu," jelas Nur Khamid.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | kompas,Tribun Jateng |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Kunthi Kristyani |
KOMENTAR