Chris menemui orangtuanya untuk menyampaikan tentang kerugian Rp46 miliar.
“Kami duduk di ruang tamu. Ibunya biasanya kaku tetapi wajahnya menjadi putih. Itu adalah kasus "neraka berdarah."
Pada bulan Februari 2016, Chris memulai proses perceraian, dengan Lia yang masih bersikeras bahwa uang mereka aman dan akan dibayar kembali.
Saya akan mengatakan, "Di mana uang itu? Tunjukkan pada saya.”
Lia akan menunjukkan kepada saya layar perebutan rekening bank, tidak pernah benar-benar nyata.
Kemudian seorang teman menelepon Chris untuk mengatakan bahwa Lia telah menemuinya, meminta untuk meminjam Rp579 juta.
Sekali lagi, dia memintanya untuk tidak memberitahuku.
Ternyata dia sudah cukup banyak menelepon siapa saja yang mungkin memiliki uang.
Ketegangan Chris bukan hanya tentang uang.
Pada satu titik Lia mengatakan kepadanya bahwa dia mengira dia hamil, kemudian dia di rumah sakit karena kehilangan bayinya.
"Saya tidak tahu apakah ada bayi. Mungkin saya sedang berduka untuk bayi yang bahkan tidak pernah ada."
Baca Juga : Detik-detik Revalina S Temat Melahirkan Anak Kedua, Begini Potretnya Saat Persalinan
Ketika pasangan itu bercerai Agustus lalu di sidang pengadilan keluarga di Brighton, Lia setuju untuk membayar Rp361 juta yang dia hutangkan kepada keluarga itu dengan angsuran Rp32 juta sebulan, tetapi pada bulan November dia dinyatakan bangkrut.
"saya belum mendapat satu sen pun darinya, " kata Chris dengan getir.
"Padahal sejak itu dia sedang liburan ski."
Lia masih bekerja sebagai konsultan hukum dan tinggal tidak jauh dari keluarga di Brighton.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Intisari |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR