Telur menyehatkan tubuh Moms dengan mengandung protein dan lemak.
Mereka juga menyediakan vitamin D, fosfor, vitamin A, dan dua vitamin B kompleks yang dibutuhkan tubuh Moms untuk mengubah makanan menjadi energi.
Telur adalah sumber riboflavin, selenium, dan kolin yang sangat baik.
Tetapi tubuh Moms membutuhkan lebih dari sekadar nutrisi pada telur agar berfungsi dengan baik.
Baca Juga : Sedang Menjadi Tren, Ternyata Ini Bahaya Diet Telur yang Jarang Diketahui
Sebagai contoh, serat meningkatkan pencernaan yang sehat dan Moms tidak akan mendapatkan serat yang Moms butuhkan ketika Moms berada di program ini.
Jika Moms hanya makan telur, Moms juga tidak akan memberikan tubuh Moms vitamin dan mineral penting.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa Moms tidak akan mendapatkan kalori atau karbohidrat yang Moms butuhkan pada program ini — terutama pada versi mono dari diet telur.
Ada sekitar 75 kalori, 5 gram lemak, 6 gram protein dan kurang dari 1 gram karbohidrat dalam satu telur.
Baca Juga : Ahli Diet Tak Sarankan Diet Telur untuk Turunkan Berat Badan Karena 3 Hal Ini
Kecil kemungkinannya Moms akan merasa nyaman mengonsumsi jumlah telur yang harus Moms makan untuk mencapai pedoman yang disarankan untuk konsumsi kalori dan karbohidrat.
Tubuh Moms mungkin menderita sebagai hasilnya.
Diet rendah kalori dan diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan kelelahan ekstrim dan gejala lainnya seperti kemurungan, sembelit, sakit kepala, dan masalah perut lainnya.
Moms mungkin juga mendapatkan bau mulut atau mual.
Terakhir, diet telur cenderung menjadi bumerang dan akhirnya menyebabkan kenaikan berat badan bukan penurunan berat badan.
Penambahan berat badan dari usaha berulang pada diet dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas.
Jadi Moms, sebaiknya sebelum Moms melakukan diet telur, konsultasikanlah ke dokter terlebih dahulu, agar tidak menimbulkan bahaya di kemudian hari.
Source | : | verywelfit.com |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR