Nakita.id - Kabar duka kembali datang dari dunia hiburan tanah air, pemain film Eiffel I'm in Love, Saphira Indah meninggal dunia pada Rabu (30/1/2019).
Saphira Indah dikabarkan meninggal dalam keadaan hamil dengan usia kehamilan 6 bulan.
Kabar meninggalnya aktris cantik ini diberitahukan oleh akun @rumahidaman1980, yang mengaku sebagai sepupu Saphira Indah dari Makassar.
Akun tersebut mengunggah 3 Instagram Story yang menginformasikan kabar duka tersebut.
Ucapan belasungkawa pun mengalir lewat kolom komentar akun media sosial pribadinya.
Sebelumnya, istri dari Ai Rico Hidros Daeng ini sudah memiliki putra bernama Ahmad Titan At Tariq.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi saat masa kehamilan atau dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan.
Angka kematian ibu di Indonesia masih terbilang tinggi, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menunjukkan bahwa dari 100.000 kelahiran hidup di Indonesia, 305 di antaranya berakhir dengan kematian ibu.
Walaupun penyebab meninggalnya Saphira Indah belum diketahui secara pasti, beberapa penelitian mengimbau kepada perempuan yang sedang hamil untuk waspada terhadap penyebab kematian saat hamil.
Baca Juga : Viral Supir Angkot Meninggal Dunia Akibat Makan Durian, Porsi Makan Sebanyak Ini yang Bisa Berujung Fatal
1. Preeklampsia
Dilansir dari laman Mayo Clinic via GridHealth.id, preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal.
Preeklamsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada perempuan yang tekanan darahnya normal.
Lihat postingan ini di Instagram
Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian pada ibu dan janin.
Gejala preeklampsia saat kehamilan ditandai dengan tekanan darah tinggi, dapat berkembang secara lambat tetapi datang secara tiba-tiba.
Tekanan darah yang melebihi 140/90 milimeter merkuri (mmHg) memiliki risiko tinggi terkena preeklampsia saat hamil.
2. Pendarahan post partum hebat
Istilah ilmiahnya post partum hemorrhage (PPH) atau dikenal dengan sindrom Sheehan.
Ini suatu kondisi yang memengaruhi ibu hamil kehilangan jumlah darah yang dapat mengancam jiwa saat melahirkan atau yang memiliki tekanan darah rendah parah selama atau setelah melahirkan, yang dapat menghilangkan oksigen tubuh.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, kejadian ini banyak ditemui pada ibu hamil di negara-negara berkembang.
Pada pendarahan ini, kekurangan oksigen dapat merusak kelenjar hipofisis ibu hamil.
Kelenjar hipofisis (pituitari) akan menghasilkan hormon hipofisis yang dapat membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energi, dan berbagai fungsi organ tubuh lainnya.
Tanda dan gejala PPH terjadi karena terlalu sedikit hormon yang dikendalikan kelenjar pituitari: tiroid, adrenal, produksi ASI, dan hormon fungsi menstruasi.
Gejala dan penyebab PPh biasanya seperti:
- Otot rahim tidak bisa berkontraksi dan menekan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah. Kondisi ini disebut atonia uteri.
- Jalur-jalur persalinan mengalami cedera, contohnya luka sayatan pada perineum akibat menjalani episiotomi.
Baca Juga : Viral Supir Angkot Meninggal Dunia Akibat Makan Durian, Porsi Makan Sebanyak Ini yang Bisa Berujung Fatal
- Jaringan plasenta atau janin tertahan di dalam rahim.
- Darah sulit membeku.
- Rahim pecah.
- Plasenta menutup jalan lahir.
- Kelelahan.
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Gula darah rendah (hipoglikemia).
- Detak jantung tak teratur.
Selain penyebab itu, asupan nutrisi saat kehamilan juga harus diperhatikan demi perkembangan janin yang sehat.
Baca Juga : Awalnya Mengira Gejala Wasir, Lelaki Ini Justru Idap Kanker Usus, Penyebab Meninggalnya Istri Ustaz Maulana!
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR