Nakita.id - Terdapat beberapa perilaku seksual menyimpang yang menjadi sorotan dunia.
Salah satunya adalah pengidap kelainan seksual berupa rasa tertarik dengan hewan, ketimbang manusia.
Pengidapnya digambarkan punya perasaan atau perilaku seks yang menggebu-gebu terhadap hewan.
Pada Juli 2018 lalu, terdapat insiden tragis berupa seekor kambing hamil yang diperkosa beramai-ramai oleh 8 pria.
Baca Juga : Bayi Meninggal Karena Popok Tak Diganti 14 Hari, Ditemukan Hewan Bersarang di Popoknya
Kejadian mengerikan itu terjadi di Haryana Nuh, Mewat, India.
Para pelaku dituding telah melakukan pemerkosaan kepada kambing malang tersebut secara brutal.
Kambing milik Aslu tersebut tewas dengan beberapa luka di tubuhnya.
Aslu yang tidak terima kambingnya dianiaya kemudian melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
Baca Juga : Miris, Ada Dua Keluarga Tinggal di Kandang Kerbau dan Kambing, Korban Jeratan Kemiskinan
Aslu melaporkan bahwa kambingnya telah diperkosa hingga tewas oleh pria bernama Savakar, Haroon, Jaffar, dan lima orang pria yang belum diketahui identitasnya.
Pihak kepolisian telah mengategorikan kasus ini dalam kasus pelanggaran tak wajar dan kejahatan melukai atau membunuh ternak.
Tahukah Moms, ternyata penyimpangan seksual terhadap hewan ada dua jenis, yaitu zoofilia dan beastiality.
Zoofilia merupakan penyimpangan berupa pelaku memiliki kepuasan usai melakukan aktivitas seksual dengan hewan.
Namun, hubungan pelaku dan hewan tersebut bukan hanya sebatas kontak fisik, tapi juga melibatkan emosi.
Artinya, pelaku memiliki rasa cinta atau ketertarikan secara emosi terhadap hewan tersebut.
Baca Juga : Kasusnya Tak Jadi Dibawa Ke Jalur Hukum, Jerinx SID Menilai Anang Takut Usahanya Di Bali Jadi Tak Laku
Sedangkan beastiality merupakan penyimpangan seksual dengan ciri pelaku mendapat kepuasan seksual hanya ketika berhubungan badan dengan binatang.
Pelaku tidak melibatkan emosi atau rasa cinta, ia hanya menumpahkan hasrat seksualnya terhadap hewan.
Dikutip dari psychiatry.org, biasanya perilaku menyimpang seksual ini terbentuk sejak masa kanak-kanak.
Terbentuknya penyimpangan seksual ini kemungkinan karena adanya trauma atau kekerasan yang dialami semasa kecil.
Selain itu, ada juga beberapa faktor lain yang dituding menjadi pemicu penyimpangan seksual, seperti faktor genetik, faktor lingkungan, serta masalah pengembangan diri.
Biasanya, pelaku penyimpangan seksual kepada hewan ini memiliki ciri berupa kesulitan membangun hubungan asmara dengan lawan jenis.
Alhasil, hasrat yang begitu besar tak bisa tersalurkan dan baru terpuaskan dengan cara menyetubuhi hewan.
Baca Juga : Nia Ramadhani Kenang Indahnya Masa Pacaran dengan Bams; 'Moga Suami Gak Nonton'
Perlu Moms waspadai bahwa penyembuhan penyimpangan seksual ini tergolong sulit dan mahal.
Selain itu, dari sejarah penanganan gangguan dan penyimpangan seksual, terapi yang dilakukan dapat dikatakan tidak manusiawi.
Banyak penderita penyimpangan seksual yang diterapi dengan disetrum.
Oleh karena itu, pendidikan seksual yang memadai dan jelas dari orangtua kepada anak-anaknya dapat membantu mencegah munculnya kelainan seksual di masa depan.
Lakukan pengawasan secara tepat untuk anak agar ila ada indikasi penyimpangan seksual bisa segera dikonsultasikan kepada ahlinya sebelum terlambat.
Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati kan, Moms?
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | intisari,India Times,psychiatry.org |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR