Untuk penelitian ini, Boehme dan koleganya mengidentifikasi hampir 31.000 pasien dari pusat data negara bagian New York, usia rata-rata 72 tahun, yang mengalami stroke pada tahun 2014.
Namun, hal yang mengejutkan rupanya terlihat dalam penelitian itu.
Lihat postingan ini di Instagram
Baca Juga : Viral Pria Rusak Motor Hingga Bakar STNK Saat Ditilang, Ternyata Motor Milik Kekasihnya!
Mereka justru menemukan risiko stroke setelah berjuang melawan penyakit flu.
Studi lain telah menemukan bahwa risiko stroke meningkat setelah infeksi besar.
Bisa jadi pada orang yang sudah berisiko terkena stroke, satu pemicu flu, kata Boehme.
Yang menarik di sini adalah flu tidak hanya meningkatkan risiko stroke, tetapi risiko itu sebenarnya merupakan risiko yang berkepanjangan, yang berlangsung selama beberapa bulan," katanya.
"Orang-orang perlu divaksinasi."
Azhar menduga peradangan yang terjadi bersamaan dengan infeksi seperti flu membuat tubuh rentan terhadap stroke dan serangan jantung .
"Flu membuat sistem kekebalan tubuh menjadi overdrive dan menimbulkan banyak peradangan yang berlanjut," ungkapnya.
"Ini bukanlah risiko langsung, melainkan risiko jangka panjang."
Dalam studi kedua, kelompok lain dari peneliti Universitas Columbia menemukan bahwa pada bulan berikutnya setelah terserang flu, pasien memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk merobek arteri leher.
Source | : | Instagram,WebMD,Nakita.id |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR