Nakita.id - Sebuah rumah tangga pasti akan ada sebuah argumen bahkan bertengkar.
Namun saat Dads berargumen dengan Moms sebaiknya menghindari satu kata yang menakutkan ini.
Jika Dads mengatakan satu kata ini saat berargumen dengan Moms penyesalan akan datang.
Baca Juga : Jangan Berargumen dengan Zodiak Ini di Chatting, Bisa Bertengkar Hubungan Asmara Kandas
Melansir dari Very Well Mind, ketika kita sedang benar-benar marah, kita akan mencari 'senjata' terkuat untuk meyakinkan pasangan kalau kita benar-benar marah.
Pertengkaran karena argumen kecil tadi memiliki dampak pada perceraian.
Sebuah penelitian mengatakan, pikiran perceraian cukup umum terjadi selama pernikahan.
Baca Juga : Kesalahan Kecil Ini Banyak Dilakukan Pasangan dan Ganggu Keintiman Saat Bercinta, Hindari!
Beberapa pasangan mengalami pasang surut dan mengalir kembali setelah berhasil menyatukan segala sesuatunya.
Ada juga yang merasa tetap bahagia namun yang satunya sedang bertahan di ujung tombak.
Melihat fenomena ini, memikirkan perceraian dengan langsung mengucapkannya adalah hal yang berbeda.
Beberapa pernikahan ada yang tidak bisa diperbaiki dan perceraian tidak bisa dihindari.
Ketika Dads bertengkar dengan Moms dan mengucapkan kata 'cerai' itu artinya bersungguh-sunggu bukan hanya 'senjata' untuk meyakinkan pasangan kalau kita benar-benar marah.
"Selama pertengkaran, emosi berjalan liar, dan banyak hal bisa saja terlontar tetapi kata 'cerai' tidak boleh dikatakan," jelas Dr. Karen Sherman.
Dr. Sherman mengatakan gagasan perceraian adalah pengabaian pamungkas dan mengarah ke inti masalah keterikatan.
Baca Juga : Langkah Mudah Agar Hubungan Rumah Tangga Tetap Harmonis, Dijamin Makin Mesra!
"Jadi meskipun itu hanya saat ini dan tidak benar-benar dimaksudkan namun ancaman sudah diletakkan dan menakutkan," kata Dr. Sherman.
Menurut Dr. Sherman menyarankan untuk mengatakan, 'aku sangat marah atau terluka sehingga sebagian diriku merasa meskipun aku tidak pernah melakukannya, aku tidak ingin bersamamu lagi,' lebih baik.
Sementara Dr. Paul DePompo, seorang terapis perilaku kognitif mengatakan sebaiknya pasangan suami istri tidak mengatakan kata 'cerai' saat berargumen.
Kecuali pada kondisi tertentu pasangan suami istri boleh mengatakannya namun mengatakannya pada saat bertengkar sangat tidak dianjurkan.
Mengapa sangat tidak dianjurkan karena menggiring hubungan suami istri kepada perceraian dan janji pernikahan bahwa akan sehidup semati menjadi 'mungkin tidak sehidup semati juga'.
Dr. DePompo merekomendasikan bahwa pasangan harus rentan daripada defensif karena sakit hati atau ketakutan bersembunyi di bawah rasa marah.
Dr. DePompo justru memberikan contoh untuk mengatakan 'aku terluka karena aku merasa kamu benar-benar tidak mendengarkan apa yang aku katakan, dan ini terjadi terus menerus, dan aku mulai merasa kesepian'.
Atau dengan kalimat: 'aku khawatir jika kita tidak dapat menyelesaikan masalah ini, kita tidak akan dapat memiliki hubungan yang kita berdua inginkan'.
Chris Armstrong seorang relationship coach mengatakan saat kita menggunakan kata terlarang tadi saat berargumen dengan pasangan berarti menghancurkan keamanan, kenyamanan, dan kepercayaan sebuah hubungan, yang merupakan kebutuhan dasar manusia.
Armstrong menambahkan pesan yang disampaikan saat berargumen juga jadi hilang.
Agar tak mengucapkan kata terlarang tadi, Armstrong menggunakan teknik wait principle.
Teknik ini mengajarkan berhenti sebelum mengatakan kata terlarang tersebut dengan berbicara 'apa yang sebenarnya yang ingin aku katakan? mengapa terpikir untuk mengucapkan kata tersebut'.
Berargumen dengan pasangan memang tak terhindarkan namun berusaha memberikan aura positif tak ada salahnya.
Malam Tahun Baru Makin Meriah di CASA CUOMO Ristorante & Lounge, Penerima Penghargaan Top 50 Restoran Italia Terbaik Dunia
Source | : | Very Well Mind |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR