Mengapa sangat tidak dianjurkan karena menggiring hubungan suami istri kepada perceraian dan janji pernikahan bahwa akan sehidup semati menjadi 'mungkin tidak sehidup semati juga'.
Dr. DePompo merekomendasikan bahwa pasangan harus rentan daripada defensif karena sakit hati atau ketakutan bersembunyi di bawah rasa marah.
Dr. DePompo justru memberikan contoh untuk mengatakan 'aku terluka karena aku merasa kamu benar-benar tidak mendengarkan apa yang aku katakan, dan ini terjadi terus menerus, dan aku mulai merasa kesepian'.
Atau dengan kalimat: 'aku khawatir jika kita tidak dapat menyelesaikan masalah ini, kita tidak akan dapat memiliki hubungan yang kita berdua inginkan'.
Chris Armstrong seorang relationship coach mengatakan saat kita menggunakan kata terlarang tadi saat berargumen dengan pasangan berarti menghancurkan keamanan, kenyamanan, dan kepercayaan sebuah hubungan, yang merupakan kebutuhan dasar manusia.
Armstrong menambahkan pesan yang disampaikan saat berargumen juga jadi hilang.
Agar tak mengucapkan kata terlarang tadi, Armstrong menggunakan teknik wait principle.
Teknik ini mengajarkan berhenti sebelum mengatakan kata terlarang tersebut dengan berbicara 'apa yang sebenarnya yang ingin aku katakan? mengapa terpikir untuk mengucapkan kata tersebut'.
Berargumen dengan pasangan memang tak terhindarkan namun berusaha memberikan aura positif tak ada salahnya.
Source | : | Very Well Mind |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR