Nakita.id - Kabar duka datang dari keluarga artis cantik Mikha Tambayong.
Ibunda tercintanya, Deva Malaihollo atau Deva Sheila Tambayong dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (3/3/2019) sore ini.
Deva Sheila Tambayong mengembuskan napas terakhirnya di RS Premiere Jatinegara , Jakarta Timur pada pukul 16.20 WIB.
Baca Juga : Kini Nikahi Syahrini, Reino Barack Pernah Ungkap 'Sisi Kasar' Luna Maya: Mungkin Saya Halu Sendiri
Jenazah Deva Sheila Tambayong disemayamkan di rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Diketahui, Deva Malaihollo memang telah menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.
Mengutip dari Kompas.com, ibu Mikha Tambayong meninggal karena penyakit autoimun yang dideritanya.
Mendiang ibunda penyanyi Mikha Tambayong, telah mengidap penyakit autoimun selama satu tahun lebih.
"Setahun lebih lah dia mulai kena gejala-gejalanya itu," kata penyanyi Harvey Malaihollo, yang juga kakak kandung Deva, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari Tribunnews.
Harvey mengatakan, Mama Mikha tersebut sudah beberapa hari di rawat di rumah sakit namun pengobatan yang diberikan sudah terlambat.
"Tapi sudah terlambat untuk diketahui. Pengobatannya itu agak terlambat," kata Harvey.
Autoimun merupakan penyakit yang disebabkan oleh sisem kekebalan tubuh terlalu kuat sehingga melawan jaringan tubuh sendiri atau protein ekstrakulikular.
Penyakit ini menyerang jika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi tubuh dalam melawan penyakit dan sel asing, seperti bakteri dan virus.
Penyakit kelainan kekebalan tubuh ini bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh seseorang.
Saking banyaknya, tercatat ada 80 jenis penyakit autoimun dengan sebagian gejala yang sama.
Hal ini membuat seseorang sulit diketahui apakah menderita gangguan ini atau tidak, dan pada jenis yang mana.
Sementara, penyebab dari penyakit autoimun juga masih belum dapat dipastikan.
Masih belum diketahui secara pasti penyakit autoimun apa yang menyebabkan mama Mikha meninggal dunia.
Baca Juga : Kini Nikahi Syahrini, Reino Barack Pernah Ungkap 'Sisi Kasar' Luna Maya: Mungkin Saya Halu Sendiri
Namun, ada baiknya Moms juga lebih waspada dan mengetahui beberapa tanda dan gejala dari sebagaian jenis autoimun.
Salah satu tandanya bisa dilihat dari adanya ketombe yang bisa menjadi tanda awal adanya penyakit autoimun psoriasis.
Ketombe menjadi salah satu permasalahan kulit kepala yang kerap dialami oleh banyak orang.
Meskipun pada umumnya tidak berbahaya tetapi Moms harus berhati-hati bila ketombe di kulit kepala terjadi secara berlebihan.
Menurut dr. Edwin Tanihaha, Sp.KK Dip.AAAM, MHKes, FKCCS Endhita, Dermatologist, ketombe di kulit kepala yang berlebihan bisa jadi tanda psoriasis.
"Wajarnya kalau orang ketombean itu karena kulit kepalanya kering. Cuma ketombe pun kita harus bisa bedakan, apakah memang benar karena kulit kepalanya kering dan sensitif atau penyakit, seperti psoriasis," ujarnya saat ditemui Capital Place, Jakarta Selatan, Selasa (6/11).
Perlu diketahui, psoriasis merupakan penyakit autoimun yang biasa menimbulkan ruam gatal yang parah.
Penyakit ini terjadi ketika sistem imun tubuh justru berbalik menyerang sel kulit yang sehat.
Akibatnya, sel kulit bisa tumbuh terlalu cepat sehingga menumpuk dan menyebabkan peradangan.
Psoriasis dapat muncul dimana saja, termasuk di kulit kepala.
Baca Juga : Komedian Nur Tompel Meninggal Dunia Karena Flek Paru-paru, Ini 8 Makanan yang Sehat untuk Paru
Pada umumnya, psoriasis yang muncul di kepala akan terlihat seperti ketombe. Tetapi faktanya psoriasis berbeda dengan ketombe.
Psoriasis kepala menyebabkan kemilau keperakan dan kekeringan yang parah sedangkan ketombe tidak.
Banyak orang yang mengalami psoriasis di kulit kepala hingga terjadi pengelupasan.
Selain itu, ada pula beberapa tanda psoriasis lainnya seperti gatal yang ringan hingga hebat, kulit kepala bersisik, berdarah, sensasi terbakar atau nyeri, dan kerontokan rambut sementara.
Beberapa tanda dan gejala ini akan berbeda-beda pada setiap orang.
Oleh karena itu, sebaiknya bila memiliki salah satu dari tanda dan gejala di atas segera menghubungi dokter untuk mendapat perawatan.
Untuk mendiagnosis psoriasis di kulit kepala, dokter biasanya akan mengangkat sedikit kulit.
Sample kulit ini kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diteliti apakah hal itu psoriasis atau bukan.
Bila tanda dan gejala psoriasis tidak parah, mungkin dokter akan memberikan bantuan perawatan dengan shampo atau larutan obat.
Namun dalam beberapa kasus tertentu, psoriasis dapat terjadi hingga cukup parah, sehingga dokter membutuhkan beberapa obat-obatan dan suntikan.
Baca Juga : Kakak Maia Estianty Menikah, Begini Potret Cantiknya dalam Balutan Kebaya Putih
Saat mengalami psoriasis, sebaiknya hindari hal-hal yang dapat memicu peradangan.
Misalnya dengan menghindari stres, dingin, dan udara kering.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,web md,American Academy of Dermatology,Tribun News |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR