Nakita.id - Ada banyak pertanyaan tentang kejang demam pada anak, salah satunya apa bedanya kejang demam dan epilepsi.
Kejang demam pada anak kerap dikhawatirkan menimbulkan gangguan dan memunculkan gejala epilepsi.
Padahal kejang demam pada anak berbeda dengan epilepsi.
Bila kejang demamnya kompleks, kemungkinan akan berulang dan terjadi epilepsi.
Baca Juga : Kejang Demam Pada Anak : Gangguan ini Sering Menyerang Anak 3 Bulan Hingga 5 Tahun
Ciri-ciri jika sudah meningkat pada epilepsi ialah kejang terjadi tanpa disertai demam.
Jadi, tanpa didahului sakit dan faktor apa pun ia tiba-tiba kejang.
Dianggap epilepsi jika sudah kejadian hingga 2 kali.
Tapi, perlu diperhatikan juga faktor risiko untuk mendapatkan epilepsi, yaitu bila perkembangan abnormal sebelum kejang demam pertama, riwayat keluarga dengan epilepsi, dan terjadi kejang demam kompleks.
Selain itu, kejang demam yang lama dan berulang bisa merusak otak; mengakibatkan gangguan kecerdasan, perilaku (jadi hiperaktif), ataupun intelektual, tergantung kerusakannya di bagian mana.
Baca Juga : Sama-Sama Ditandai Kejang, Ini Bedanya Kejang Demam dan Epilepsi
Yang pasti, kejang yang lama bisa menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen).
Jika terlalu lama, akan menimbulkan gangguan fungsi di otak, hingga sel-sel otaknya rusak.
Gangguan itu bisa terjadi di bagian bicara, emosi, tingkah laku, motorik, atau sensorik.
Bila sudah terjadi gangguan, misal, gangguan bicara, harus dilihat dulu kelainannya: bisa diobati atau tidak.
Bila kelainannya hanya karena pembengkakan, maka jika kejang demamnya hilang, otomatis pembengkakannya juga hilang.
Sebab, kejang demam termasuk ringan dan dapat sembuh sendiri bila kejang demam itu sederhana.
Meski sangat menakutkan orang tua, tapi tak menyebabkan kerusakan otak, kecuali bila kejangnya berlangsung lama; dan hanya sebagian kecil saja akan berkembang jadi epilepsi
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR