Nakita.id - Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu penyakit katastropik yang makin berkembang di Indoensia.
Seiring perkembangannya, biaya pengobatan terhadap pasien juga makin tinggi.
Pengobatan gagal ginjal kronis ini sendiri terdiri dari hemodialisis (HD), dialisis peritoneal (DP), dan transplantasi ginjal.
Baca Juga : Bukan Hanya Kerusakan Ginjal, Dehidrasi Pada Penderita Diabetes Juga Sebabkan Masalah Ini
Sebetulnya, transplantasi ginjal merupakan pilihan terapi terbaik bagi penderita gagal ginjal.
Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Budi Mohamad Arief mengatakan bahwa terapi untuk transplantasi ginjal juga dibiayai oleh BPJS.
Diketahui sebesar Rp44 miliar rupiah telah dikeluarkan BPJS untuk penanganan transplantasi ginjal di Indonesia.
Tetapi, kelangkaan organ, sumber daya manusia, dan fasilitas menjadi pengalang bagi penderita untuk menerima transplantasi.
Karena itulah transplantasi ginjal tidak dapat menjangkau seluruh penderita penyakit ginjal di Indonesia.
Di Indonesia sendiri diketahui jumlah kasus baru setiap tahun diperkirakan 35 ribu orang pasien.
Baca Juga : Sederet Manfaat Pisang Merah, Buat Dads Berhenti Merokok Sampai Atasi Batu Ginjal
Sementara jumlah total pasien tiap tahunnya sebanyak 120 ribu orang.
Hal ini juga menjadi salah satu faktor mengapa transplantasi ginjal tidak efektif bagi semua pasien, sehingga terapi dialisis yang paling diutamakan.
"Gagal ginjal termasuk penyakit yang membutuhkan biaya yang tinggi, nomor dua setelah penyakit jantung," ungkap Budi Mohamad Arief saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/03/19).
Dari semua penyakit katastropik, proporsi pembiayaan gagal ginjal mencapai 17 persen.
Betapa besarnya biaya yang perlu dikeluarkan untuk membayar pengobatan penyakit gagal ginjal ini.
Budi mengatakan bahwa penanganan gagal ginjal terminal melalui dialisis sejauh ini sudah sesuai standar.
Baca Juga : Jadi Pengantin Baru, Syahrini dan Reino Barack Selalu Dikawal Sosok Ini
Tingginya angka kejadian penyakit ginjal membuat beban negara untuk membiayai terapi sangat tinggi, pada 2014 saja sudah menyerap dana lebih dari Rp1,5 triliun.
Managing director PT Fresenius Medical Care Indonesia Parulian Simanjuntak mengatakan bahwa dukungan dari sektor swasta juga dapat mewujudkan harapan masyarakat untuk memiliki ginjal yang sehat.
"Melalui kegiatan corporate social responsibility, kami telah menjangkau lebih dari 5 juta pasien gagal ginjal, melalui program edukasi masyarakat maupun petugas medis,” ungkapnya.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR