Nakita.id - Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya dan tradisi.
Dulunya, Indonesia terdiri dari beberapa kerajaan yang kemudian bersatu.
Beberapa kerajaan yang masih ada di Indonesia, misalnya adalah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kasunanan Surakarta, Kerajaan di beberapa wilayah Bali, dan masih banyak lagi.
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
Warisan tradisi dan budaya dari para pendahulu harus dijaga kelestariannya.
Salah satu cara melestarikan budaya adalah dengan mempertahankan tradisi agar dikenal anak cucu kita kelak.
Happy Salma merupakan salah satu artis yang terus berusaha melestarikan budaya Bali.
Dirinya resmi menjadi anggota keluarga kerajaan Ubud setelah menikah dengan Tjokorda Bagus pada 2010 lalu.
Baca Juga : Cantiknya Tjokorda Maya, Adik Ipar Happy Salma yang Lepas Gelar Putri Bali Demi Pria yang Dicintai
Baru-baru ini, adik ipar Happy Salma yang bernama Tjokorda Maya Kerthyasa masuk ke dalam artikel The New York Times.
Tjokorda Maya Kerthyasa masuk artikel tersebut lantaran mengunggah potret masakan khas Bali.
Saat itu, Maya mengunggah potret ketika dirinya, Happy Salma, dan beberapa kerabat memasak guna perayaan Hari Raya Nyepi.
Maya Kerthyasa yang merupakan bagian keluarga kerajaan Ubud membagikan potret masakan yang merupakan resep dari neneknya yang berusia 95 tahun.
Baca Juga : Luna Maya Diduga Masih Patah Hati Usai Nyanyikan Lirik 'Namun Ku Gagal lagi', Begini Klarifikasinya
Potret tersebut menunjukkan masakan khas Bali yang kaya akan rempah-rempah.
Maya Kerthyasa memiliki kisah hidup yang menarik perhatian dunia.
Kisahnya pernah masuk ke artikel Dailytelegraph.com.au.
Maya Kethyasa dulunya memiliki gelar Tjokorda, yang berarti putri dari kerajaan Ubud, Bali.
Sayangnya, gelar bangsawan tersebut harus dilepaskan.
Awalnya, Maya diminta untuk menikah dengan orang Bali yang berasal dari kasta sama atau lebih tinggi, apabila tidak ingin kehilangan gelarnya sebagai Putri Ubud.
"Ini yang rumit," katanya, tersenyum. "Bagi saya, cinta adalah cinta. Jika Anda menemukan seseorang yang Anda cintai, yang tidak berasal dari kasta yang sama atau kasta yang lebih tinggi dari Anda, itu bagus," kata Maya dikutip Daily Telegraph Australia.
“Saya tidak akan menjadi Tjokorda Sri Maya Kerthyasa lagi. Saya hanya akan menjadi Maya. Itu tidak mengganggu saya, tetapi itu mengganggu saya untuk berpikir bahwa saya akan mengecewakan orang lain melalui keputusan seperti itu," lanjutnya.
Maya bercerita bahwa keluarganya mencarikan dirinya jodoh yang memiliki kasta tinggi di Bali.
Namun, menurut Maya banyak di antaranya masih menjadi kerabat dekat karena keturunan kasta tinggi Bali semakin sedikit.
Baca Juga : Hampir Setahun Menikah dengan Jeje Govinda, Syahnaz Bahagia Kerap Mendapat Kejutan Tengah Malam dari Suami
"Banyak di antara mereka terlalu dekat (kekerabatannya) dengan saya."
“Begitulah cara mereka melakukannya di hari itu. Saya pikir sekarang kolam gen semakin sedikit.”
Maya akhirnya menikah dengan pria asal Australia yang bernama Marcus Tesoriero.
Meski tak memiliki gelar putri lagi, Maya tetap ingin melestarikan warisan budaya Bali.
Shopee Bersama Tasya Kamila dan Bittersweet by Najla Ceritakan Dampak Positif Inovasi dalam Berdayakan Ekosistem
Source | : | The New York Times,Daily Telegraph |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR