Mulai dari ceplokan, keceplokan, ciciplukan, kopok-kopokan (Bali), cecendet, cecenet (Sunda), nyornyoran (Madura), Leletokan (Minahasa), Kenampok (sasak), dan lapunonat (Tanimbar, Seram).
Disebut sebagai buah yang punya daya penyembuh, ciplukan memiliki kandungan kimiawi seperti chlorogenik acid, asam sitrun dan fisalin. Selain itu, buahnya juga mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, juga elaidic acid.
Baca Juga : Kelakuan Luna Maya Saat Menjuri Dangdut Jadi Sorotan, Zaskia Gotik: 'Kelakuan Orang Patah Hati'
Kandungan kimiawi tersebut, seperti obat-obatan modern, telah diuji melalui proses laboratorium dan diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Sesuai dengan sifatnya, tanaman ini bisa menjadi analgetik, peluruh air seni, menetralkan racun (detoksifikasi), serta meredakan batuk.
Dalam farmakologi Cina, tumbuhan ini diyakini memiliki rasa pahit dan sifat menyejukkan.
Selain meredakan batuk, ciplukan dapat dimanfaatkan sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksik.
Juga untuk mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor.
Buah ini juga bisa digunakan sebagai obat untuk penyakit epilepsi, diabetes militus, bronchitis, influenza, serta sakit tenggorokan.
Tak hanya itu saja, buah ciplukan juga bisa menjadi obat bagi salah satu penyakit berbahaya yang cukup mematikan, yaitu kanker payudara.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,Intisari |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR