Nakita.id - Saat sedang mempersiapkan kehamilan, tentu banyak pantangan makanan calon ibu hamil yang sampai di telinga Moms.
Berbagaia pantangan makanan calon ibu hamil itu tentu sangat diwaspadai dan dihindari Moms agar segera mendapatkan momongan.
Tetapi siapa sangka, di balik adanya pantangan makanan calon ibu hamil itu, ada pula berbagai mitos yang dipercaya.
Baca Juga : Berikut Daftar Pantangan Makanan Calon Ibu Hamil yang Berisiko Bagi Kesuburan Wanita
Tak hanya di Indonesia, berbagai mitos mengenai makanan yang tidak boleh dikonsumsi menjelang atau saat hamil sangat umum bagi wanita yangs edang mempersiapkan kehamilan.
Alih-alih menurut dengan nasihat orangtua, ternyata banyak makanan yang harusnya sehat justru dihindari karena dianggap sebagai pantangan.
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
Bila bingung mana yang harus dipercaya, Linda Geddes, selaku penulis buku Bumpology berhasil menjawab semua pertanyaan tersebut.
Geddes menyebarkan ilmu pengetahuan mutakhir untuk mengiris kusut anekdot tentang mitos yang mengelilingi kehamilan dan berbagai persiapannya.
Geddes mengungkapkan bahwa Jurnalis memiliki peran penting untuk meluruskan mktos yang sudah terlanjur dipercaya.
Mitos tentang pantangan makanan dan lain sebagainya tersebut mulai muncul turun-temurun dan tentu dipercaya, karena banyak orang menilai orang dahulu lebih mutakhir.
Salah satunya tentang makanan pedas yang dipercaya membuat calon bayi dalam kandungan mudah marah.
Bagi ibu hamil muda, atau yang sedang merencanakan kehamilan, banyak yang menghindari makanan pedas.
Mitos makanan pedas ini sudah tersiar bahkan hingga Amerika Serikat.
Baca Juga : Ingin Si Kecil Tumbuh Pintar? Ini 10 Makanan Agar Anak Cerdas
Selain itu, di Meksiko banyak orang percaya bahwa wanita yang sedang merencanakan kehamilan dan sedang hamil dilarang makan telur karena bisa membuat bayi yang dilahirkannya nanti bau menyengat.
Atau mitos yang berkebalikan bahwa di Filipina justru sangat disarankan mengonsumsi telur jelang lahiran untuk mempermudah jalan lahir bayi.
Budaya rakyat Cina penuh dengan nasihat tentang makanan yang harus dihindari oleh wanita hamil.
Makan kepiting selama program hamil atau saat hamil dipercaya bisa membuat bayi nakal, atau bayi lahir dengan 11 jari.
Selain itu, minum susu dipercaya bisa mencerahkan kulit calon ibu dan bayinya, dan masih banyak lagi.
Dr Xiao Ping Zhai, selaku pemilik klinik kehamilan di Harley Street mendapat predikat sebagai "ibu baptis kesuburan", karena pekerjaannya membantu wanita untuk hamil, kata wanita Cina dengan cepat meninggalkan pinggiran takhayul yang lebih liar.
"Beberapa gagasan ini berasal dari seribu tahun yang lalu. Kurasa tidak ada orang yang mempercayainya sekarang, bahkan pada generasi ibuku."
Baca Juga : Mitos Pantangan Minum Air Es untuk Ibu Hamil, Bagaimana dengan Es Teh?
Tetapi meskipun dia menolak beberapa kepercayaan lama, Zhai adalah seorang praktisi pengobatan Tiongkok tradisional dan tetap yakin ada bayi yang berharga di air mandi adat timur.
Banyak rakyat Cina yang mulai menyerah pada sains, bahkan rakyat berpendidikan terbaik sekalipun.
Gagasan tersebut seolah terpatahkan dengan munculnya berbagai bahan rempah atau olahan jamu yang dikenal sebagai Shinsei dipercaya lebih ampuh.
Beredarnya berbagai mitos, terutama pantangan makanan calon ibu hamil ini akhirnya dibantah oleh seorang profesor.
Ia adalah Profesor Carol Lummi-Keefe, yang juga seorang editor Buku Pegangan Kehamilan dan Nutrisi.
"Apa pun informasi dari para ahli, kita tidak dikenal oleh mereka. Jadi mereka menguji apa yang mereka dengan dengan apa yang dikatakan oleh ibu atau ibu mertua mereka," ujar Keefe.
Tanggapan Keefe ini dimaksudkan apabila kita memang tidak boleh sembarangan percaya dengan mitos dan berita yang beredar, sebelum akhirnya terbukti melalui uji fakta secara kedokteran dan ilmiah.
Salah satu cara untuk mengatasi maraknya mitos tersebut adalah dengan memberikan saran diet yang sehat dan ilmiah untuk ibu hamil.
Baca Juga : Sereal Tinggi Akan Gula, Ganti Sarapan Si Kecil dengan Ini Moms!
Hal tersebut ternyata juga sedang diperjuangkan dan dikejar oleh Prof Phil Baker, Direktur Pusat Nasional untuk Pertumbuhan dan Pembangunan di Universitas Auckland di Selandia Baru.
"Saat ini, saran yang kami berikan kepada wanita hamil cukup umum, dan itu sangat bertentangan dari satu daerah ke daerah lain. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk mendapatkan tes biaya yang relatif sederhana, agar dapat memberikan saran ke bagian dunia di mana komplikasi kehamilan adalah yang terbesar "
Baker mengatakan sudah menjadi jelas bahwa, "Lingkungan di dalam rahim memiliki implikasi jangka panjang tidak hanya untuk kehamilan tetapi untuk kesehatan jangka panjang bayi itu, dan mengoptimalkan nutrisi untuk bayi itu sangat penting".
Hal tersebut membuat Linda Geddes percaya mengapa pemboman saran yang bertentangan bisa terasa begitu mengkhawatirkan.
"Wanita hamil sangat rentan. Seringkali, mereka belum pernah hamil sebelumnya, dan mereka putus asa untuk melakukan hal terbaik untuk anak mereka. Gagasan bahwa mereka mungkin melakukan sesuatu yang membahayakan anak yang belum lahir itu mengerikan bagi mereka. Itu membuat mereka rentan terhadap pemasar, dan rentan terhadap cerita yang menakutkan," ujarnya.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR