Nakita.id – Menikmati kehamilan dengan bugar adalah dambaan tiap calon Mama.
Namun, Moms harus tetap waspada jika ada gangguan walaupun tidak tiap gangguan berbahaya.
Berikut hal-hal yang perlu Ibu perhatikan sehingga dapat segera memeriksakan diri ke dokter ketika mengalaminya.
Jangan sampai terlambat agar masalah itu tak mengancam kesehatan Ibu maupun janin.
Baca Juga : Kenali Empat Mitos Ini Membuat Kehamilan Moms Lebih Menyenangkan
Nyeri saat hamil misalnya pada bagian punggung, pinggang hingga kaki menjadi hal-hal yang normal terjadi saat hamil.
Namun, Ibu harus mewaspadai berbagai nyeri yang tak biasa.
Dr. Alyssa Dweck, seorang dokter obgin di New York sekaligus penulis buku A Complete A to Z for Your V mengatakan nyeri punggung bisa jadi pertanda infeksi ginjal sementara nyeri perut terutama pada trimester ketiga bisa jadi tanda persalinan prematur.
Ibu perlu waspada jika nyeri yang datang sangat parah dan terjadi dengan cukup konstan. Selain itu, nyeri yang perlu diwaspadai juga diikuti gejala lain seperti pusing dan mual.
Gerakan janin yang kurang aktif bisa saja jadi tanda yang jelas bahwa ada masalah di dalam rahim.
Meski begitu, janin tidak aktif bisa disebabkan karena ia mengantuk atau sedang beristirahat.
Lalu bagaimana caranya mengetahui gerakan janin yang tidak normal?
Ibu bisa menghitung atau merasakan pola gerakannya.
Janin yang bermasalah melakukan kurang dari 10 gerakan dalam kurun waktu 12 jam.
Ibu juga perlu waspada jika saat sudah menginjak usia 20 minggu, janin tak punya pola atau siklus gerakan tertentu.
Baca Juga : Sering Diperdebatkan, Bisakah Bayi Prematur Tumbuh dengan Otak Cerdas?
Gatal selama kehamilan bisa saja disebabkan karena peregangan kulit terutama di bagian perut yang semakin membesar.
Namun, gatal juga bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih berbahaya.
Catherine Williamson, seorang profesor di King’s College London mengatakan, hormon kehamilan dapat memengaruhi kemampuan liver untuk bekerja mengangkut bahan kimia dalam darah termasuk asam empedu.
“Asam empedu yang meningkat dapat memengaruhi organ liver dan detak jantung pada janin.
Asam empedu yang ada di dalam darah dapat merangsang saraf di bawah kulit dan menyebabkan gatal,” ujarnya.
Pertumbuhan janin yang semakin besar membuat beban pada tubuh juga semakin besar.
Kondisi ini membuat kaki kerap nyeri atau mengalami kram.
Kekurangan kalsium dan potassium dalam asupan makanan sehari-hari berakibat juga pada kram kaki.
Namun menurut Tracy Donegan, seorang bidan di San Fransisco sekaligus pemilik klinik GentleBirth mengatakan, kram yang disertai bengkak kemerahan pada betis bisa berarti pembekuan darah yang membutuhkan penanganan lanjut oleh medis.
Penulis: Gisela Niken
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Bayu Probo |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR