2. Menghabiskan banyak waktu sendirian (antisosial)
Menghabiskan waktu bermalas-malasan di sofa atau kasur, menonton tv, dan tidak berbicara dengan siapa pun sesekali pasti sangat menyenangkan.
Tapi penelitian menunjukkan bahwa isolasi sosial dapat memengaruhi risiko diabetes tipe 2 yang lebih besar, ini meningkatkan peluang penyakit demensia juga.
Faktanya, menurut temuan BMC Public Health terbaru, perempuan berusia 40 hingga 75 yang tidak berada dalam kegiatan sosial ialah 112% lebih mungkin menderita diabetes dibandingkan dengan mereka yang memiliki jejaring sosial yang kuat.
Para ahli tidak sepenuhnya memahami kaitannya, tetapi diketahui bahwa orang-orang yang mengisolasi diri dari keluarga dan teman-teman lebih mungkin mengalami depresi.
Sedangkan depresi menjadi faktor risiko diabetes, kata Sathya Jyothinagaram, MD, seorang endokrinolog di Banner University Medical Center di Phoenix.
3. Mengurangi mengonsumsi kopi
Menurut studi Universitas Harvard, orang-orang yang mengurangi konsumsi kopi mereka lebih dari satu cangkir per hari selama periode empat tahun memiliki 17% lebih mungkin untuk terkena diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidak membuat perubahan.
Sedangkan mereka yang menambahkan cangkir kopi ekstra akan bernasib lebih baik, yaitu dapat menurunkan risiko diabetes mereka hingga 11%. (Temuan hanya berlaku untuk kopi berkafein).
Para ahli tidak sepenuhnya memahami terhadap efek terhindar dari diabetes, tetapi meminumnya tampaknya meningkatkan kadar gula darah yang lebih stabil.
Hanya saja, jangan menambahkan gula atau pemanis lain, kata Malkoff.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,prevention.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR