Nakita.id - Kabar duka kembali datang dari dunia hiburan Tanah Air, Moms.
Salah seorang musisi legendaris Indonesia dikabarkan meninggal dunia.
Penyanyi keroncong senior, Mus Mulyadi dikabarkan meninggal dunia Kamis (11/4/2019) pukul 09.08 WIB.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Ia mengembuskan napas terakhirnya di usia 73 tahun, Moms.
Kabar duka ini disampaikan sendiri oleh sang putra, Erick Haryadi.
"Betul, meninggal di jam 9.08 WIB tadi pagi. Dari dirawat di rumah sakit Pondok Indah, tadi habis sarapan, terus meninggal," ucap Erick melalui sambungan telepon dikutip dari Kompas.com.
Menurut putra almarhum, Mus dilarikan ke rumah sakit setelah kadar gula darahnya tinggi dan selama ini diketahui menderita penyakit diabetes.
"Sakit gula tadinya mbak. (Dibawa ke rumah sakit) karena gula nya tinggi itu," ungkap Erick.
Berkaca dari apa yang terjadi pada Mus Mulyadi, ada baiknya kita mulai waspada, Moms.
Penyakit diabetes bukanlah penyakit ringan yang bisa disepelekan.
Salah satunya kerap menyerang warga Indonesia diusia dewasa adalah diabetes militus atau diabetes tipe 2.
Banyak hal bisa menjadi penyebab timbul penyakit ini, Moms. Salah satunya adalah dari kebiasaan dan pola hidup.
Selain itu, seseorang perlu menjaga asupan makanan, aktif berolahraga dan menjaga berat badan yang sehat, agar terhindar dari penyakit diabetes tipe 2 ini.
Tapi ternyata ada beberapa hal yang perlu Moms lakukan untuk menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Percaya atau tidak, mungkin ada faktor lain yang dapat meningkatkan peluang kita terkena diabetes tipe 2.
Bahkan beberapa di antaranya cukup mengejutkan, berikut 5 hal tidak biasa yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Baca Juga : Menikah Besok, Cantiknya Rifqa Malsyita, Adik Zaskia Mecca Saat Acara Pengajian dan Siraman
1. Mengonsumsi gluten
Ada lebih banyak bukti bahwa Moms tidak boleh menghindari konsumsi gandum kecuali harus dilakukan secara medis.
Orang yang secara teratur mengonsumsi gluten 13% lebih kecil kemungkinannya terkena diabetes, dibandingkan dengan mereka yang tidak sama sekali mengonsumsinya.
Hal itu berdasarkan studi American Heart Association terhadap hampir 200.000 orang dewasa.
Pernyataan itu dikarenakan orang-orang yang menghindari gluten cenderung makan biji-bijian kaya serat yang lebih sedikit, yang memainkan peran penting dalam menurunkan risiko diabetes.
“Diet serat tinggi dikaitkan dengan peningkatan sensitivitas insulin, mengurangi peradangan, dan menurunkan tekanan darah dan kolesterol,” kata pendidik diabetes bersertifikat Deborah Malkoff, MS, RDN.
2. Menghabiskan banyak waktu sendirian (antisosial)
Menghabiskan waktu bermalas-malasan di sofa atau kasur, menonton tv, dan tidak berbicara dengan siapa pun sesekali pasti sangat menyenangkan.
Tapi penelitian menunjukkan bahwa isolasi sosial dapat memengaruhi risiko diabetes tipe 2 yang lebih besar, ini meningkatkan peluang penyakit demensia juga.
Faktanya, menurut temuan BMC Public Health terbaru, perempuan berusia 40 hingga 75 yang tidak berada dalam kegiatan sosial ialah 112% lebih mungkin menderita diabetes dibandingkan dengan mereka yang memiliki jejaring sosial yang kuat.
Para ahli tidak sepenuhnya memahami kaitannya, tetapi diketahui bahwa orang-orang yang mengisolasi diri dari keluarga dan teman-teman lebih mungkin mengalami depresi.
Sedangkan depresi menjadi faktor risiko diabetes, kata Sathya Jyothinagaram, MD, seorang endokrinolog di Banner University Medical Center di Phoenix.
3. Mengurangi mengonsumsi kopi
Menurut studi Universitas Harvard, orang-orang yang mengurangi konsumsi kopi mereka lebih dari satu cangkir per hari selama periode empat tahun memiliki 17% lebih mungkin untuk terkena diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidak membuat perubahan.
Sedangkan mereka yang menambahkan cangkir kopi ekstra akan bernasib lebih baik, yaitu dapat menurunkan risiko diabetes mereka hingga 11%. (Temuan hanya berlaku untuk kopi berkafein).
Para ahli tidak sepenuhnya memahami terhadap efek terhindar dari diabetes, tetapi meminumnya tampaknya meningkatkan kadar gula darah yang lebih stabil.
Hanya saja, jangan menambahkan gula atau pemanis lain, kata Malkoff.
4. Menggunakan obat kumur
Dalam studi University of Alabama, orang yang menggunakan obat kumur 55% lebih mungkin didiagnosis dengan diabetes dalam 3 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakannya.
Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami kaitannya, tetapi obat kumur bekerja dengan menyeka bakteri dari mulut, baik yang buruk maupun yang baik.
Beberapa dari bakteri itu dianggap memainkan peran dalam regulasi gula darah, dan membunuh mereka bisa membuat tingkat Moms lebih sulit untuk tetap stabil, kata Jyothinagaram.
Namun, gigi dan gusi yang bersih dapat mendukung kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Jadi jika ingin menggunakan obat kumur secara rutin, bicaralah dengan dokter gigi.
Dia dapat membantu menimbang pro dan kontra untuk melihat apakah menggunakan obat kumur masih merupakan langkah yang tepat untuk Moms.
Baca Juga : Sempat Jenguk Audrey, Ifan Seventeen Ungkap Perkembangan Kasus dan Kondisinya
5. Makan terlalu banyak garam
Konsumsi natrium yang berlebihan dapat membuat Moms lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau mengalami hipertensi, dua faktor risiko diabetes yang besar.
Tapi bukan itu saja, mengonsumsi terlalu banyak garam juga dapat berdampak langsung pada resistensi insulin, kata para peneliti Swedia.
Bahkan, untuk setiap 1.000 mg lebih banyak subyek natrium yang dikonsumsi, risiko diabetes mereka meningkat sebesar 43%.
So, cobalah untuk menjaga asupan natrium di bawah 2.300 mg per hari, menurut American Heart Association.
Jika Moms bisa mendapatkan di bawah 1.500 mg, bahkan lebih baik.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,prevention.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR