Untuk anak di bawah 5 tahun, penderita obesitas mencapai 12,2% pada 2007, lalu meningkat 14,2% pada 2010 (Kompas.com).
Biasanya, obesitas berjalan seiring dengan kadar kolesterol yang tinggi.
Artinya, kalau Dads dan Moms memiliki anak yang obesse (gemuk), coba cek kolesterolnya.
Selain faktor pola hidup, kolesterol tinggi pada anak juga bisa dipicu genetik atau keturunan, meskipun persentasenya sangat kecil.
Baca Juga : Minum Air Madu Hangat Tiap Pagi Bikin Langsing dan Cegah Kolesterol, Ini Manfaat Lainnya
Faktor pola hidup dan pola makan jauh lebih menentukan apakah anak memiliki berat badan berlebih atau tidak.
Akademi Ilmu Kesehatan Anak Amerika (American Academy of Pediatrics) serta Program Nasional Pendidikan Kolesterol (National Cholesterol Education Program) di Amerika menganjurkan orangtua agar mengurangi konsumsi lemak yang sarat kolesterol pada anak sejak usianya dua tahun. Kenapa di atas usia dua tahun?
Sebab di bawah dua tahun, meski berat badan anak sudah berlebih, ia tidak boleh berdiet rendah lemak.
Para ahli gizi sepakat, anak harus memenuhi 50% kalori hariannya dari lemak dan 50% sisanya dari karbohidrat, protein, serta zat gizi lain.
Tujuannya agar anak mengalami pertumbuhan sehat dan perkembangan otak optimal.
Paling baik, hingga usia dua tahun anak mendapat asupan lemak dari ASI, MPASI, dan makanan keluarga.
Lepas, usia dua tahun, anak hanya membutuhkan lemak sebanyak 30% dari total kalori harian.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Bayu Probo |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR