Nakita.d - Pelaku pembunuhan dan mutilasi guru honorer bernama Budi Hartanto telah terungkap.
Pelaku berjumlah dua orang dan mereka lain adalah orang dekat dari sang korban.
Keduanya ditangkap di lokasi yang berbeda. AP ditangkap pada Kamis (11/4/2019) sore di Jakarta, sementara AJ ditangkap di Kediri pukul 20.00 WIB, malam harinya.
Jumat (12/4/2019), Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan motif pembunuhan dilatarbelakangi masalah asmara yang terjalin antara pelaku dan juga korban.
"Sudah kami duga sejak awal pelaku adalah sangat mengenal korban," ungkap Barung dilansir dari Surya.co.id.
"Keduanya diduga memiliki hubungan spesial dengan korban," tambahnya.
Baca Juga : Tak Hanya Audrey, Para Artis Ini Pernah Dibully Semasa Sekolah, Bianca Jodie: 'Aku Sering Dijambak, Dipukul'
Diketahui pula, pelaku memotong kepala korban dan membuangnya bukan karena ingin mengelabuhi polisi namun karena tak muat dimasukkan ke dalam koper.
Jika Moms membaca berbagai pemberitaan kasus mutilasi ini mungkin bertanya-tanya, faktor apa yang membuat para pelaku tega melakukan mutilasi.
Melansir dari Kompas.com (1/12/2008), seorang psikolog dari Undip Semarang, Hastaning Sakti menjelaskan bahwa para pelaku mutilasi bisa melakukan hal demikian karena beberapa faktor.
Faktor yang dimaksud di antaranya, kesalahan pola pikir, ekonomi, lingkungan sosial, dan keluarga.
Baca Juga : Bukannya Cantik, Riasan Pengantin Ini Malah Buat Warganet Ketakutan: 'Mirip Suzzanna'
Ia menambahkan bahwa latar belakang pendidikan juga menjadi faktor seseorang melakukan kejahatan seperti mutilasi.
"Bisa kita lihat, rata-rata pelaku kejahatan, pembunuhan dan mutilasi pada kasus belakangan ini (saat itu), dilakukan oleh orang yang tingkat pendidikannya rendah," jelasnya.
Menurut Hastaning, rata-rata orang Indonesia tidak bisa mengatur tingkat emosional mereka, sehingga jalan keluar yang diambil ketika menghadapi masalah sering kali jauh dari kebiasaan orang normal.
Baca Juga : Kriss Hatta Ditahan, Mbak You Terawang Akan Ada Orang yang 'Terseret', Hilda Vitria?
Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang psikolog dari Universitas Katolik Soegiyopranoto, Kristiana Haryanti.
Menurutnya, seseorang melakukan pembunuhan karena ada faktor pribadi, tekanan lingkungan hingga pendidikan.
Beberapa faktor itulah yang membuat setiap orang memiliki tingkat ambang stres yang berbeda.
Baca Juga : Sutopo Pasang Status Galau, Warganet :'Plis Don't Say Good Bye Pak'
Misalnya, ada dua orang yang mengalami sakit hati, satu orang bisa melakukan pembunuhan yang lainnya tak acuh.
"Faktor kepribadian dan lingkungan adalah hal yang membuat ketangguhan seseorang yang mengalami masalah menjadi berbeda," katanya.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Kompas.com,nakita |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR