Nakita.id - Sebentar lagi bulan Ramadhan tiba, ternyata ibu menyusui tidak puasa diperbolehkan.
Ibu menyusui tidak puasa karena dikhawatirkan bisa membahayakan kondisi bayi maupun ibu.
Ibu menyusui tidak puasa diperbolehkan jika mengalami beberapa kondisi kesehatan.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Bagi Moms yang baru saja menjadi ibu, mungkin sedikit bingung menghadapi Ramadhan tahun ini.
Mungkin Moms galau, jauh di lubuk hati tetap ingin puasa, namun ada kekhawatiran bila tak mendapat asupan makanan, ASI tidak akan lancar.
Meski merupakan hal yang wajib untuk dijalani oleh umat muslim, namun ada beberapa golongan orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dengan syarat tetap menggantinya di lain waktu.
Salah satunya adalah ibu hamil dan menyusui.
"Ibu hamil dan menyusui boleh berpuasa tapi juga ada keringanannya," ujar seorang ustaz yang biasa disapa Kang Ozan dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga : Menyusui Saat Puasa: Konsumsi Makanan Ini Agar Tubuh Berenergi Moms!
Menurut Kang Ozan, jika, berpuasa menganggu stabilitas tubuh dan membahayakan diri dan bayi, maka ibu tersebut diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Salah satu hal yang cukup berbahaya adalah bila Moms mengalami dehidrasi.
Tanda-tanda Moms menyusui mengalami dehidrasi di antaranya merasa haus, ASI berwarna kuning dan berbau kuat, merasa pusing, serta kelelahan yang berlebihan.
Jika Moms mengalami hal tersebut, segeralah membatalkan puasa dengan meminum air.
Baca Juga : Nicholas Saputra Unggah Foto Selfie Usai Nyoblos,
Moms bisa menambahkan gula ke dalam air tersebut, atau boleh juga minum minuman energi isotonik.
Ibu menyusui harus memastikan minum cukup cairan untuk menghindari hal itu.
Bila Moms tetap ingin puasa, antisipasilah dengan menambahkan asupan air saat sahur maupun berbuka.
Selain dehidrasi, risiko lain yang bisa Moms alami adalah gula darah rendah.
Baca Juga : Gunakan Hak Pilihnya, Begini Gaya Dua Putra dan Menantu Presiden Jokowi Saat Datang ke TPS
Jika Moms mulai merasa pusing, mungkin bisa membatalkan puasa saja.
Namun, jika Moms merasa mampu melanjutkan puasa, keputusan tetap ada di tangan Moms.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah usia bayi.
Seorang bayi yang berusia di bawah enam bulan dan disusui secara eksklusif memiliki kebutuhan yang berbeda dari bayi berusia satu tahun dan hanya menyusui pada malam hari.
Karena bayi yang usianya di atas 6 bulan sudah bisa mendapat tambahan makanan selain ASI.
Baca Juga : Hampir Tiap Hari Harus Transfusi Darah, Annisa Pohan Ceritakan Cara Keluarganya Hibur Ani Yudhoyono
Puasa juga akan membuat sedikit perubahan pada ASI.
Kadar beberapa vitamin dan zat gizi mikro dalam ASI dapat berubah.
Satu studi menunjukkan bahwa kadar seng, magnesium dan kalium menurun jika ibu menyusui berpuasa saat Ramadhan.
Namun, hal ini tidak akan terlalu berpengaruh pada bayi karena sudah terbiasa dengan perubahan ASI yang tergantung pada apa yang dimakan ibu.
Baca Juga : Biasa Tampil Mewah, Kaus 300 Ribuan Nagita Slavina Saat Datangi TPS Curi Perhatian
Meski begitu, Moms harus tetap awas jika bayi mengalami tanda-tanda tidak mendapatkan cukup ASI, di antaranya:
- Popok lebih sedikit (normalnya bayi baru lahir dan disusui etidaknya membutuhkan 6 popok sehari) dan kotoran berwarna kuning gelap
- Tampak tidak puas saat disusui, mungkin menangis saat disusui
- Berat badan berkurang
- Terlihat tidak tenang
- Tidak menangis saat popoknya basah
Baca Juga : Usai Nyoblos, Yuk Ajak Keluarga Gunakan Promo di Ancol atau Tempat Wisata yang Dikelola Pemda DKI!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | baby center,kompas,whattoexpect.com |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR