Menurut Brigid Schulte, direktur pendiri The Good Life Initiative dan penulis dari buku "Overwhelmed: Work, Love, and Play When No One Has the Time", hal ini bisa saja terjadi.
"Orang-orang harus paham bagaimana berbahayanya bekerja secara berlebihan terhadap kesehatan," tuturnya, melansir Healthline.
"Itu membuat kita sakit," sambungnya.
Banyak masalah kesehatan akibat terlalu banyak bekerja, yang membuat tubuh menjadi kelelahan parah.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis, bunuh diri, hingga kanker bisa terjadi ketika seseorang kelelahan karena bekerja.
Baca Juga : Diduga Kelelahan Usai Hitung Suara Pemilu 2019, Ketua KPPS Tewas Tertabrak Truk Saat Antar Anak Sekolah
Sedangkan gangguan fungsi kekebalan tubuh adalah masalah kesehatan utama akibat terlalu banyak bekerja.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menggambarkan hubungan dari jam kerja seseorang dalam seminggu dan risiko serangan jantung.
Orang yang bekerja 55 jam seminggu, 16 persen lebih mungkin meningkatkan risiko serangan jantung bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja 45 jam seminggu.
Sementara mereka yang bekerja 65 jam seminggu melihat risiko mereka meningkat sebesar 33 persen.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Grid Health |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR