Nakita.id - Bio Farma merupakan produsen vaksin nasional yang produknya sudah dikenal mendunia.
Baru-baru ini Bio Farma mendapatkan kepercayaan dari lembaga penelitian dunia untuk terlibat dalam penelitian dan produksi vaksin terbaru.
Hal ini bertujuan untuk mencegah beberapa penyakit, seperti penyakit polio yang akan eradikasi (musnah) pada tahun 2020 mendatang.
Penelitian vaksin polio generasi terbaru (nOPV) ini, termasuk pengembangan teknologi vaksin, Uji Klinis tahap 1 – 3, hingga proses produksi.
Ini bukanlah kali pertama Bio Farma mendapatkan kepercayaan besar, Moms.
Menurut Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan, “Bio Farma sudah sejak tahun 2012 bekerjasama dengan Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) khususnya untuk transfer teknologi produk-produk masa depan, seperti vaksin novel OPV ini."
Berkaitan dengan hal ini, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani pada Jumat (26/4/2019) melakukan kunjungan untuk mengetahui lebih lanjut kesiapan Bio Farma.
Sri Mulyani didampingi oleh Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan (kedua dari kanan), Direktur Pemasaran Bio Farma, Sri Harsi Teteki (kedua dari kiri), Direktur Keuangan Bio Farma, Pardiman (Kanan) dan Direktur SDM & Umum, Disril Revolin Putra (Kiri) mengunjungi fasilitas penelitian vaksin dan produk bioteknologi di fasilitas Penelitian dan Pengembangan Bio Farma.
Laboratorium yang dikunjungi Sri Mulyani ini akan menjadi Pusat Penelitian Vaksin dan Produk Bioteknologi, setelah ditunjuknya Bio Farma sebagai leading institution oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bidang penitian vaksin dan Bioteknologi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018, Bill & Melinda Gates Foundation menyampaikan akan membantu riset di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Bio Farma untuk pengembangan vaksin.
Tujuannya, agar jenis vaksin terkait tidak hanya diproduksi oleh negara Barat.
Indonesia diharapkan punya kapasitas sehingga bisa ikut menjadi pemain dunia di bidang produksi vaksin.
Sementara itu Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari mengatakan, riset vaksin– aksin baru untuk nOPV ini, diawali dengan pembahasan transfer teknologi yang diterima oleh Bio Farma.
“Bentuk kerjasama ini akan dimulai dari proses penelitian, transfer teknologi, proses produksi, uji klinis dari tahap 1 – 3, kami harapkan penelitian – peneltian vaksin baru ini, akan menambah portofolio Bio Farma, dan tidak hanya sampai disitu saja, semua hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi produk, sehingga bisa diterima pasar dalam waktu yang tepat (time to market),” ujar Adriansjah.
Dengan adanya penambahan portofolio produk terbaru, diharapkan pangsa pasar Bio Farma juga akan bertambah, Moms.
Untuk tahun 2019, Bio Farma akan menambah pangsa pasar terutama untuk pasar Asia Tenggara, Afrika, dan stock pile untuk Eropa.
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR