Ya, benar Anda akan mendapatkan kontraksi usai melakukan seks, dan itu terjadi karena hormon yang dibawa oleh air mani pasangan. Jika Anda melakukan hubungan intim mendekati hari persalinan, maka kontraksinya akan terasa lebih. Namun, ini bukan berarti bisa menginduksi persalinan. Memang benar hormon yang sama seperti di air mani, yaitu hormon prostaglandin, digunakan untuk menginduksi persalinan di rumah sakit, tapi yang digunakan para dokter adalah versi sintetiknya dengan konsentrasi lebih tinggi ketimbang yang ada di air mani. Jika air mani pria memiliki konsentrasi yang sama tingginya, maka dokter akan menyarankan semua pasien untuk menjauhi hubungan seks selama masa kehamilan.
Mitos #4 Pendarahan usai berhubungan intim adalah tanda dari kerusakan pada janin.
Timbulnya sedikit bercak darah mungkin akan membuat Anda panik, tapi jangan takut jika bercak tersebut timbul selama atau sesudah melakukan hubungan seks. Itu adalah hal yang sangat umum terjadi, dan ada penjelasannya. Selama masa kehamilan, serviks menjadi sangat lentur, lembut, dan sensitif terhadap sentuhan apapun dan bisa sebabkan pendarahan. Tidak perlu khawatir jika itu bukan pendarahan yang berlebihan.
Mitos #5 Bayi akan mengetahuinya.
Orang tua Anda mungkin saja melakukan hubungan seks saat Anda masih ada di dalam perut. Apakah Anda ingat? Tidak, begitu juga dengan bayi Anda. Yang pasti mereka tahu bahwa Anda sedang bergerak. Para ahli setuju bahwa tidak ada bukti bahwa melakukan seks bisa sebabkan gangguan fisik atau psikologis pada anak nantinya. Bayi bisa mendengarkan suara dan gerakan di dalam uterus, tapi mereka tidak bisa menafsirkan dan mengerti apa yang sedang Anda lakukan.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR